Mohon tunggu...
Dendi SwaranDanu
Dendi SwaranDanu Mohon Tunggu... Seniman - sanghana

kenapa saya menulis ? ini sebuah pertanyaan klasik yang sering dipertanyakan bagi mereka penulis, bahkan untuk saya yang ingin memulai. ini zaman penyebaran ide dimana-mana orang pada sadar untuk menyebarkan apa yang mereka tau. orang akan menyebarkan apa yang mereka punya dan orang akan menyebarkan apa karya mereka.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Abu dan Ceklah

28 Januari 2021   12:43 Diperbarui: 28 Januari 2021   12:57 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ceklah  : mana tali sapiku, aku mau melihat sapi

Ketika Sigam sendiri dia berkata.

Sigam    : dasar penakut.

2. Episode Ubat Mujarab

 Dalam mimpi Ceklah sedang membuka koper yang penuh dengan obat-obatan dan sebuah mikrophon beserta  speker kecil.

Ceklah  : assalamua'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.....piyoh-piyoh disini ada obat mujarab...yang jauh disana mari mendekat...yang dekat mari merapat...bermacam-macam obat ada disini...yang migran hilang migran...yang kurap hilang kurap....yang panu hilang panu....yang cemekam hilang cemekam....

Abu        : (dari jauh) ngapain Ceklah jualan obat... diakan gak pernah sekolah dokter , wah bahaya ini (mulai mendekat)

Ceklah  : yang sakit gigi hilang gigi (Abu memegang gigi)....yang sakit kepala hilang kepala (Abu memegang kepala)...yang sakit jantung hilang jantung (Abu memegang jantung).....maksud saya penyakitnya...jadi jangan takut...obat-obat disini memang benar-benar mujarab....dan ada pengumuman penting....nah, bagi siapa saja yang berobat disini dan sembuh Anda Cuma cukup membayar seratus ribu saja dan apabila tidak sembuh saya akan membayar Anda satu juta....jadi Anda sama sekali tidak dirugikan...

Abu        : wah...bahaya ini orang kampong, bisa ditipu ne sama Ceklah. Aha... aku ada ide

Ceklah  : Abu... piyoh Abu... Abu terlihat gelisah...Abu saket?

Abu        : mulut saya hambar tidak terasa apa-apa....

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun