Bu Mirna berusaha meraih sesuatu di udara, seolah mencoba mempertahankan sisa-sisa kekuatan yang hilang. Tapi tubuhnya terlalu lemah. Kakinya gemetar, dan akhirnya ia terjatuh di samping Bu Wulan, yang hanya bisa meringkuk ketakutan. Wajah mereka kini tampak seperti nenek-nenek renta, jauh berbeda dari sosok angkuh dan dingin yang Amara kenal sebelumnya.
"Kalian... tidak tahu apa yang sudah kalian lakukan...," gumam Bu Mirna dengan napas yang tersengal. "Tanpa kami... panti ini... akan terus dihantui."
Amara berdiri dengan tubuh gemetar, namun matanya tak lagi menyimpan ketakutan. "Panti ini akan pulih tanpa kalian," ucapnya tegas. "Kebohongan kalian sudah berakhir."
Bu Wulan hanya bisa memandang dengan mata kosong, mulutnya terbuka tanpa kata-kata. Sisa-sisa kehidupan yang pernah mereka serap dari Aruna kini menguap, meninggalkan tubuh mereka yang rapuh dan renta, sekarat di lantai dingin itu. Mereka tidak lebih dari bayangan masa lalu yang terlupakan---penguasa yang kehilangan kekuatannya seketika.
Amara mengulurkan tangan pada Raka, yang masih berdiri di sisinya. "Ayo, Raka. Kita harus keluar dari sini."
Raka menggenggam tangan Amara erat. Mereka meninggalkan ruang bawah tanah itu, meninggalkan Bu Mirna dan Bu Wulan yang sekarat dalam kegelapan. Ketika mereka mencapai permukaan, panti asuhan Semesta kini terasa berbeda. Suasana yang sebelumnya berat dan suram kini terasa lebih ringan, meski sisa-sisa dari bayangan gelap Aruna masih samar terasa di udara.
Malam itu, Amara tahu bahwa panti asuhan ini telah terbebas dari kutukan yang selama ini membelenggunya. Misteri itu akhirnya terungkap. Bayangan gelap Aruna dan kekuatan jahat yang mengendalikan Bu Mirna dan Bu Wulan telah berakhir. Namun, Amara sadar, meski kekuatan Aruna telah dihancurkan, ingatan tentang kegelapan panti itu mungkin akan terus membayangi.
Tapi kali ini, panti Semesta akan menjadi tempat yang aman---untuk pertama kalinya dalam bertahun-tahun. Dan Amara, dengan segala ketakutan dan keberaniannya, telah menjadi saksi akhir dari kengerian itu.
Ketika mereka melangkah keluar, Raka menoleh ke Amara dan berkata, "Kak, kita telah menyelamatkan mereka."
Amara tersenyum lemah, menatap langit malam yang kini bersih dari awan. "Ya, Raka. Kita telah menyelamatkan mereka... dan diri kita sendiri."
***