"Air itu cuma yang kencing di sana yang harus mengambilnya. Kalian turun dari belakang warung ini terus nanti di sana ada sebuah makam keramat. Kalian harus jaga sikap di sana. Setelah melewati makam, belok kiri. Nah nanti ada pohon bambu. Di situ ada jalan setapak menurun menuju sungai. Yang tidak Kencing tunggu saja di atas dan yang kencing turun mengambil air. Ibu ada taroh ember di belakang bawalah!"
Sumpah ribet, rempong dan serem juga nih perintah si ibu.
"Ibu yakin dengan air itu kita gak diikutin lagi?" tanya Ray terbata-bata.
"Terserah kalian percaya atau tidak sama ibu. Yang jelas jangan sampai terlihat matahari kalian mengambil air itu." tekan ibu itu. (Bersambung)
Ciledug, Maret 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H