Saat Kami tidak tahu dimana posisi Toro dan Anto, kami berhenti sebentar di sebuah warung kecil.
Pedagangnya seorang perempuan setengah tua.
Di tempat kami berhenti adalah sebuah pertigaan. Jalan yang ingin kami lewati lurus. Kondisinya samar-samar banyak lubang. Sedangkan jika berbelok nampak jalannya sudah sedikit bagus.
Waktu telah menunjukkan jam 1 malam lewat. Udara mulai terasa sangat menggigit.
Tak lama Toro dan Anto melintas. Jalannya pelan sekali.
Aku dan Arda yang duduk di luar warung menyambut Toro dan Anto. Sementara Ara dan Ray di dalam. Motor kami parkir agak ke dalam sehingga Toro dan Anto tak melihat motor kami.
"Ray dan Ara tadi berhenti. Sebentar lagi mereka.menyusul." Anto langsung bicara seperti itu.
Aku dan Arda saling melihat.
"Lo ngelantur ya berdua. Tuh mereka di dalam.!" Arda merespon begitu.
Gantian Toro dan Anto saling pandang-pandangan. Wajah kami berempat sama-sama seperti orang yang habis melihat setan.
Kami kemudian masuk ke dalam warung. Di dalam Ara dan Ray sedang mainkan HP.