"Bener kan pak Hans?"
Pak Hans geleng kepala pertanda tak membenarkan lokasi itu.
"Kalau ini pasti bener." tunjuk Arda, penyuka burung kicau sok yakin.
"Betul itu pak Hans?" Toro dan Anto berbarengan merespon Arda. Aku, Ray dan Ara juga menunggu jawaban pak Hans.
"Sudah nanti saya duluan jalan. Saya serlok oke!"
Sekitar jam 9 malam, Pak Hans sudah share serlok di grup WhatsApp. Di bawahnya ditulis.
"Saya sudah di lokasi ditemani pak Yadi. Ini lokasinya. Kalian hati-hati" tulis pak Hans di grup WhatsApp.
Aku bersama lima teman berunding untuk mengatur perjalanan ke 'Desa Sinden'.
Kami sengaja menggunakan sepeda motor karena lokasi outing bisa dijangkau dengan motor jauh lebih cepat ketimbang mobil.
Selain itu, kata Pak Hans jalan untuk sampai ke lokasi belum diaspal dan juga dipenuhi lubang.
Aku bonceng dengan Arda. Anto numpang dengan Toro dan Ara merasa nyaman naik sama Ray yang bongsor biar tak begitu kena angin malam.