"Aku dan Girly baik-baik saja. Kami akan mencari tahu peristiwa yang terjadi, Pa." sahut Red.
"Sudah aku duga mereka akan melakukannya!"
"Apa, Pa? Suaramu tidak jelas terdengar. Di sini sangat berisik!"
"Ya sudah, segera kamu keluar dari kampus! Pakai transportasi umum saja!"
Secara bersamaan, terdengar suara samar-samar dari loudspeaker yang tergantung di lorong fakultas. Pihak universitas melarang semua mahasiswa mendekati area parkir untuk mencegah timbulnya korban jiwa dan luka jika terjadi ledakan susulan.
"Mahasiswa dilarang mendekati area parkir dan segera meninggalkan kampus dengan tertib melalui pintu depan. Mahasiswa dilarang menggunakan kendaraan pribadi yang terparkir di area parkir sampai pemberitahuan berikutnya. Pihak universitas sudah menyiapkan 100 bus di halaman depan untuk mengantarkan semua mahasiswa ke daerah masing-masing. Kami ulangi..."
Red langsung menarik tangan Girly untuk turun ke lantai dasar menggunakan tangga darurat. Pilihan itu dilakukan Red sebagai bentuk antisipasi jika gedung fakultas mereka juga menjadi sasaran ledakan bom berikutnya.
Benar saja!
"Boom! ... Boom! ... Boom!"
Tiga kali suara ledakan sangat keras terjadi bertubi-tubi di beberapa titik di sekitar area Gedung Fakultas Kedokteran Umum dan Gigi sesaat Red dan Girly masuk ke dalam tangga darurat. Orang-orang yang semula menunggu di depan elevator, langsung berlarian menuju tangga darurat. Tubuh Red dan Girly terdorong oleh puluhan orang yang berlari turun melalui tangga darurat.
Rupanya ledakan kedua terjadi di lantai 7, 8, dan 9 Gedung Fakultas Kedokteran Umum dan Gigi. Sejumlah kaca di ketiga lantai itu pecah berkeping-keping. Api menyala lalu berkobar semakin besar di ketiga lantai itu. Semua orang semakin panik dan berusaha menyelamatkan diri dengan berlari menggunakan tangga darurat.