Peneguh dan pertolongan saat menghadapi kesulitan
Hati yang ikhlas memperteguh kita saat menemui kesulitan dalam segala bentuknya. Maka, orang yang orientasinya hanya terpaku kepada Allah, kesulitan apa pun tidak membuatnya gelisah. Selaras dengan yang Rasul katakan, "Meskipun aku berdarah-darah, ditolak oleh umatku sendiri, dikejar-kejar seperti orang gila, asal Engkau tidak murka kepadaku, ya Allah."
Jadi, sekali lagi kita dituntut untuk melakukan kebaikan semaksimal mungkin, jika hasilnya tidak sesuai yang diinginkan tidak masalah selagi Allah tetap rida. Lantas, dari hubungan vertikal dengan Allah (ke dalam), buah dari keikhlasan dalam hubungan horizontal keluar pun sangat positif. Maka, mari kita terus berlatih untuk senantiasa menjadi orang ikhlas.
Tanda Diri Kita Sudah Ikhlas
Parameter berikut ini merupakan alat untuk mengukur sejauh mana hati kita sudah benar-benar ikhlas, sehingga kita pun bisa terus melakukan upgrade menuju keikhlasan yang paripurna dari waktu ke waktu.
Menyempurnakan ibadahnya meskipun dalam keadaan sendiri
Seseorang yang fokusnya hanya Allah, barang sekejap ia tak pernah lalai dari ibadah yang dilakukannya meski sedang sendiri. Berbeda dengan orang yang saat mengimami salat, ia sengaja memilih bacaan surah yang panjang hanya untuk mendapat pujian dari orang lain.
Namun saat sedang salat sendirian, ia sengaja mempercepat salatnya dengan bacaan surah yang jauh lebih pendek seperti qulhu (Al-Ikhlas) dan inna a'toina (Al-Kautsar). Inilah ciri-ciri seseorang yang ada riya' di dalam hatinya. Ia bersikap dan berbuat baik hanya jika ada banyak orang tetapi watak aslinya terlihat ketika tidak sedang bersama orang lain. Bukan lillahi ta'ala tapi masih karena orang.
Mau mendengarkan nasihat dan petunjuk
Seseorang itu ketika ingin dekat selalu menjaga hubungan dengan Allah sedekat mungkin, semangat belajar orang yang ikhlas itu tinggi, biasanya dia kerap khawatir dirinya salah jalan dan takut tidak diridai Allah. Faktor inilah yang membuatnya tidak pernah berhenti belajar dan memperbaiki diri beserta amalan-amalannya.Â
Ketika dia tidak berhenti belajar maka dia akan terbuka terus untuk memperbaiki diri supaya tambah dekat dengan Allah, karena khawatir keliru jangan-jangan di mulut saja dia berkata lillahi ta'ala, tapi dalam praktiknya tidak sejalan. Jadi, dia terus berusaha untuk belajar. Tidak sungkan-sungkan belajar dari siapa pun.