Mohon tunggu...
Sandria Rania I
Sandria Rania I Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar SMAN 28

Murid SMAN 28 Kelas XI-MIPA 5

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Di Bawah Redupnya Lampu Taman

20 November 2020   18:00 Diperbarui: 20 November 2020   18:10 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hah, aneh sekali. Kau yakin kau tidak sedang bermimpi, Amira?" Tanya Jade. Namun Amira menggeleng kepalanya. Pengalaman tersebut terasa terlalu nyata untuk sebuah mimpi.

"Eh, tapi aku juga pernah dengar rumor akhir-akhir ini." Kedua gadis itu menoleh pada si gadis berambut merah. "Orang-orang berkata bahwa jika seseorang berkeliaran dalam taman itu pada tengah malam, mereka akan bertemu dengan sosok seseorang yang sudah meninggal. Hii! Mengerikan!" Diana bergidik sambil mengusap tangannya.

Kebingungan, Amira bertanya, "Tapi, bukankah aneh bahwa sosok yang aku temui adalah seorang kakek-kakek tua?" Jade mengetuk kukunya pada bangku taman. Lalu, dia menjawab, "Sepertinya Diana benar. Sebelumnya kita sering melihat seorang kakek-kakek datang kesini. Akhir-akhir ini beliau tidak pernah muncul. Mungkin karena beliau sudah wafat?"

Ketiga gadis itu terus bertanya-tanya, namun mereka tidak menemukan jawaban untuk pertanyaan mereka.

Pada akhirnya - entah karena lapar atau bosan - Diana mengajak mereka untuk pergi mencari makan. Tentu saja mereka mengajak teman baru mereka, Amira.

Sebelum meninggalkan taman tersebut, Amira kembali untuk melihat ke arah taman. Di ujung matanya, dia bisa melihat sebuah bangku kosong dan tiang lampu yang telah dimatikan, terisolasi di tengah-tengah rerumputan hijau.

Sejenak, Amira mengira bahwa ada sosok kakek tua berpakaian abu-abu tua--- yang warnanya sekarang sangat berbeda dengan lingkungannya yang begitu cerah--- duduk di bangku taman tersebut. Kakek itu tersenyum padanya.

Tanpa disadari, Amira membalas senyumannya. "Terima kasih, kek. Walau aku butuh waktu, aku janji aku akan berusaha pulih."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun