Mohon tunggu...
Samuel Luhut Pardamean S
Samuel Luhut Pardamean S Mohon Tunggu... Seniman - Seniman

" Cintailah apa yang anda Cintai, karna Cinta itu Kebenaran" - Samuel LPS

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jasmine III

21 Oktober 2024   01:05 Diperbarui: 21 Oktober 2024   03:24 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sem dikabupaten kebumen, Jawa tengah

"Bukankah kita yang ceroboh?" tanya pasukan V kepada Pi, masih momen lagu itu terdengar. Orang-orang Aan menangis dan langsung mengaku.

"Itu salah kami" kata orang-orang Aan menangis.

-ngeeeeeenngg- Suara kendaraan dari mobil yang sedang berlari kencang seakan menjawab tangis dan pengakuan orang-orang Aan.

 "Hihi...." Terdengar suara cekikikan tawa dari Azazael yang tak kuasa menahan tawa.

Mereka yang melihat hal itu terdiam malu, kebetulan Azazael ialah sosok yang sangat dekat dengan Sem. Mereka tak mau mengusik ketenangan Pi dan Sem saat itu, tawa dari Azazael cukup menenangkan tangis mereka.

Pi yang terhubung dengan Sem melihat sekitar Sem dan merasakannya, suasana yang cukup panas dengan sebungkus nasi Padang. Kiranya ia siap melahap makanan itu menjadi seakan makan siang, padahal masih 10.30 belum tepat matahari dipuncaknya. Makanan yang dimakan oleh Sem tiba-tiba termuzizatkan secara ajaib, seperti biasanya apa yang dikonsumsi Sem juga dikonsumsi oleh Pi dan kawanannya. 

Pi melihat kearah Pi Pian yang terlihat lapar, mereka memang tak sarapan. Wajahnya cukup lemas terlihat setelah jalan kaki cukup jauh. Pi mengangkat makanannya, dan ia pun berkata;

"Bismillahirrahmanirrahim, Ya Tuhan Penciptaku terimakasih atas seluruhnya. Kiranya Berkatilah kami dan berikan kami makanan yang secukupnya, Amien." Kata Pi dalam doanya dengan suaranya agak kecil, namun mereka mendengar hal itu. 

Secara ajaib makanan yang dimuzizatkan dari Sem juga jadi muzizat kepada Pi Pian secara nyata. Pi Pian sentak terkejut.

"Alhamdulillah," kata Pi Pian penuh syukur.

Mereka seluruhnya pun makan makanan yang termuzizatkan itu, sama-sama nasi Padang yang enak. Begitu lahap mereka makan makanan itu, seakan Sem tahu ia melirik kearah sekitar yang tak ada apa-apa. Mereka yang makan seakan merasakan lirikan tatapan Sem, lalu mereka lebih tenang dengan mulut tertutup mengunyah makanan itu. Pi Pian dan kawanannya yang sedang asyik makan, terdiam sejenak melihat sosok yang terhubung dengan mereka. Dilihatnya Sem yang sedang berjalan kaki namun bukan masa yang sama dengan masa yang terjadi kepada mereka,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun