"Nitip kantong itu ya, Kay! Ti pasti kembali lagi ke sini!" ujar Ibu Gusti sebelum pergi.
Tak lama setelah mobil Ibu Gusti pergi, Tampak Ibu Ti bergegas menuju ke arah Kay, dan langsung menyambar kantong yang ada di hadapan Kay.
"Bu, kantong Ibu yang itu!" seru Kay sambil menunjuk kantong plastik putih.
Mata Ibu Ti melotot tajam ke arah Kay, dan langsung melengos pergi. Kay tertunduk gemetar. Dia ketakutan melihat wajah Ibu Ti, yang begitu berang.
"Nak, semua sudah pergi, ya? Ayuk kita pulang!" ujar Bunda sambil menepuk bahu Kay pelan.
Kay terhenyak kaget.
"Iya, Ma!" sahutnya pelan.
"Itu makanan kita yang dibungkusin?" tanya Muh seraya meraih kantong plastik putih.
"Ituuu, sebenarnya bungkusan adiknya Pak Wowo, bungkusan jatah kamu dan Bunda tadi dibawa Ibu Ti!" sahut Kay pelan.
Ada getaran kemarahan dalam intonasinya. Kay tahu apa yang ada di kantong plastik itu. Itu sisa makan Lutfi dan Dewo, anak dari Ibu Ti.
Sudah sisa, tanpa lauk yang tidak layak sekali untuk dibawa pulang.