"Oooh...," kata saya manggut-manggut lalu meninggalkan tempat itu dan menuju ke arah makam. Saya mencoba meyakinkan diri saya bahwa Alif memang sudah ada di alam lain. Sampai di Pemakaman, saya berjalan menuju ke tempat yang ditunjukan Dewi tadi.
Sebuah gundukan tanah dan taburan bunga-bunga yang mulai mengering, saya baca nisan yang tertancap di ujungnya, "Alif Dirgatara Bin Sunarto". Saya lihat tanggal wafat dan lahirnya, persis seperti dengan apa yang saya tahu. Saya berdoa di sebelah pusara itu, lalu saya berbisik pelan, "Alif, amanahmu sudah saya sampaikan. Dewi senang menerimanya, dia sangat mencintaimu."
Saya pun pulang dengan mengendari motor perlahan sambil mencoba menikmati senja. Malam Jumat kemarin adalah malam di mana saya terlahir menjadi orang yang percaya pada sesuatu yang tidak masuk akal!
Catatan:
Mengapa Alif turun di ruko yang sebetulnya adalah ruko kosong bekas terbakar dan tidak terawat? Pada suatu kesempatan saya bertemu Alif lagi dan menceritakan semuanya. Saya akan unggah jika memang banyak yang ingin tahu ceritanya, silahkan berkomentar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H