Sebaiknya Anda batalkan membaca jika berharap bahwa cerita saya ini adalah cerita horor. Tidak ada yang menakutkan, hanya mengejutkan. Tidak ada wujud gaib menyeramkan, tapi bisa membuat saya percaya bahwa ada yang tidak bisa didekati dengan akal yang hanya bertumpu pada fakta-fakta material.
Sebelum kejadian ini, saya orangnya sangat rasional sehingga tidak percaya tentang soal setan dan 'demit' yang kurang kerjaan menakuti-nakuti manusia. Bagi saya, yang menakutkan itu justru manusia! Sampai suatu ketika saya mengalami sebuah kejadian, logika dan nalar saya dipaksa untuk percaya bahwa ada yang 'tidak masuk akal' yang didefinisikan oleh kebanyakan orang sebagai setan, mahluk halus, hantu, memedi, jurig, roh orang mati dan lain sebagainya.Â
Saya akan ceritakan kejadian itu tanpa perlu menyebut di mana tempat terjadinya agar daerah itu tetap seperti sekarang ini, tidak berubah menjadi daerah yang semakin menyeramkan dan dihindari.
Waktu itu di kantor saya, beberapa orang terpaksa harus lembur karena besok bos akan mengikuti tender di sebuah BUMN. Saya bertanggung jawab untuk memastikan bahwa dokumen tender sudah lengkap dan siap. Jadi, suka tidak suka, saya harus menjadi orang terakhir yang keluar dari kantor untuk pulang.
"Belum bisa pulang ya, Pak?... hehehe," kata Jhon di depan ruangan saya sambil mengenakan jaketnya.
"Iya nih, tinggal menunggu timnya Dadang..., belum selesai juga dia," jawab saya.
"Sekarang sudah hampir jam sebelas, Bapak pulang lewat mana? Nggak takut Pak?"
"Takut apa Jhon? Sudah bertahun-tahun saya lewat jalan yang sama, Alhamdulillah tidak apa-apa."
"Inikan malam Jumat, Pak?"
"Mau malam Jumat, malam Sabtu, malam Minggu, apa bedanya Jhon? Semuanya malam kan?"