"Kamu itu yo kenapa to Sum? Ngomong sama Bimo aja gak mau." kata Esha pada Sumi.
"Ga taulah, pokoknya aku gak mau titik!"
"Gimana kalo kamu yang ngomong Sha?" kata Ken Angrok.
"Lho kok aku, akukan ga tau apa-apa. Kenapa ko ga nyuruh Gajah lagi aja?" jawab Esha.
"Kalo Gajah yang ngomong, nanti Bimo pasti ngga percaya. Dia akan menyangka kalo mangga itu sebetulnya buat Gajah sendiri." kata Ken menjelaskan, lalu lanjutnya, "Kalo kamu yang bilang, Bimo akan lebih percaya karena dia tahu kamu dekat sama Sumi. Bahkan tetangga lagi."
"Trus aku harus ngomong apa aja sama Bimo itu?"
"Cuma ngomong gini lho, kamu dipesenin sama Sumi kalo Mangganya di antar aja ke Lumbung Padinya Pak Wagio, Pak Liknya Kidang. Kalo di antar ke rumah nggak enak sama tetangga. Mangga segitu banyak kok ndak di bagi ke tetangga. dah gitu aja." kata Ken mencoba memperjelas peran Esha. Sumi sudah tidak bisa diharapkan untuk bicara sama Bimo, pikir Ken Angrok.
"Oh cuma gitu, tapi aku dibagi yo mangganya, 20 butir!" kata Esha menyanggupi dengan syarat.
"Iya! Gampang wis itu, nanti tak bagi 30 juga gapapa," kata Ken.
"Bener ya? Yo wis, di mana aku nanti ngomong sama Bimo?" tanya Esha.
"Nanti aja pas jam istirahat, kamu ke depan sebentar ke kelasku" kata boyo pada Esha.