"Oh iya Pak Tunggul, saya tak ngobrol dulu sama... siapa tadi namamu?" kata Bramantyo pura-pura tidak ingat nama Ken Endok.
"Ken Endok Ndoro..." sahut Ken Endok pelan.
"Oh iya... Ken Endok!, duduk dulu di sini biar Pak Tunggul siap-siap buat pekerjaan hari ini." kata Bramantyo.
"Saya tinggal dulu Pak...," kata Tunggul sambil keluar dan menutup pintu.
"Ayo duduk jangan malu-malu," kata Bramantyo.
"Nggih Ndoro...," Ken Endok menyahut sambil menuju tempat duduk yang agak jauh dari posisi Bramantyo.
"Nasi gorengmu itu enak banget lho," kata Bramantyo sambil duduk diseberang Ken Endok dan menyalakan rokoknya. Lalu lanjutnya, "Belajar di mana kamu kok bisa bikin nasi goreng seenak itu?"
"Eh... anu Ndoro, saya hanya bantuin ibu saat masak saja." kata Ken Endok masih sambil menunduk belum berani mengangkat kepalanya.
"Oh jadi Ibumu juga pinter masak to? Ken Endok, kamu ndak usah takut dan malu-malu gitu ketemu saya. Coba angkat kepalamu, kok dari tadi nunduk saja."
"Eh iya Ndoro," pelahan Ken Endok mengangkat kepalanya dan menatap pria di depannya.
"Nah gitu," kata Bramantyo tersenyum.