"Bisa jadi penipuan" Ujar Om Joko masih tidak percaya.
"Biasanya nanti penipu itu minta transfer sebagian uang untuk urus ini-itu, jangan mudah percaya". Lanjut om Joko yang berusaha terlihat tenang namun sejujurnya seperti ada beban puluhan kilo yang menekan bagian dadanya yang membuat napasnya makin berat dari detik ke detik.
"Ini bener Wisnu om, petugas sudah kirim foto motor Wisnu yang rusak berat karena kecelakaan tunggal dan tas lalu kartu identitasnya pun sudah di foto" Suara Jodi gemetar, tangannya tiba-tiba lemah bahkan menopang smartphone pun tidak kuat.
"Tadi ada petugas telepon ke nomor saya". Celline mulai buka suara.
"Petugas bilang, Smartphone Wisnu baru ketemu 2-3 jam setelah kejadian karena terlempar cukup jauh. Jadi baru bisa hubungi orang-orang terdekat, dan karena Wisnu terakhir habis telpon aku untuk janjian ke kedai, petugas langsung hubungin nomor terakhir yang dihubungi Wisnu".
 "Kalau gitu kita harus segera ke rumah sakit". Jodi berinisiatif.
Lokasi rumah sakit lumayan jauh dari Kedai, kurang lebih 30 menit perjalan menggunakan motor kearah kota Malang. Empat orang pemuda itu bergegas untuk bersiap.
"Om Joko nggak ikut?" Amin bertanya.
Om Joko hanya menggeleng pelan sambil tertunduk, seakan masih tidak percaya.
"Masih ada mini festival Musik Kedai Pinggiran ide dari Wisnu yang harus berjalan hari ini" Ujar Om Joko bergetar.
"Malam nanti setelah semua urusan beres, kami akan mampir kesini lagi om". Ujar Jodi pelan.