“S-saya p-pindah d-dari sini...kalau enggak...saya masuk neraka...d-demi tuhan.... 'Udah, Oom. Please jangan siksa saya....”
“Anak pintar. Sekarang...pergilah! Sejauh mungkin dari sini!”
Coonty pun berlalu. Namun, seperti belum puas, Totok terlebih dahulu menyenter-nyenterkan cahaya raketnya ke atas-bawah tubuh Coonty, hendak memeriksa sosok aneh yang sanggup melawan gravitasi ini. Tentu Coonty kegelian sampai bergoyang patah-patah dengan sangat agresif. Melihat tarian Coonty, si burung hantu di atas dahan sana menangkup-nangkupkan sayapnya seperti jemari yang sedang memenceti joystick Playstation-3. L1, R2, X, bundar, R1, segitiga+L2, kotak...sampai game over.
.
Totok Cibarengkok pulang ke rumahnya. Murka istrinya sayangnya belum reda. Dia pun disemprot lagi, dan ketakutan karenanya. Ya, bisa dikatakan bahwa porsi rasa takut Totok Cibarengkok telah seluruhnya ia tujukan kepada sang istri, sampai ia tak punya sisa stok ketakutan lagi untuk hantu seseram Coonty.
Sementara Coonty yang terusir dan patah hati kini merantau ke pohon randu di kelurahan sebelah. Ia tak akan bisa mudik kembali ke pohon nangkanya karena ia takut neraka. Padahal kabar pelebaran jalan itu kebenarannya tak terbukti sama sekali karena dulu kepala proyeknya cuma berniat mengiming-imingi anak buah agar rajin bekerja. Dan pada malam celaka itu juga Coonty akhirnya menulis status di akun FB-nya dengan bunyi liris:
t3mAnz, kAluW m4u 9odAin ooM-OoM, liHat-l1hat dulu zApa 1Str1nyA, yach.
Hiks....
T_T
.
Tuhan Maha-pembela akan selalu besertanya. Amen.