Coonty pun tertawa lagi, “Hahahahaha.” Tapi kali ini tawa salah tingkah. Ia mengapungkan badannya di udara, terbang, menggeram. Lalu darah menetes-netes dari bawah gaunnya. Berharap aksi tersebut menimbulkan impresi tersendiri bagi pemirsanya. Eh, tahunya si Totok justru memerhatikan dengan keheranan.
“Apa-apaan sih? Mau minta Pampers gratisan dari gue? Mau Albothyl obat kutil?”
Si Coonty terdiam.
“Aha, gue 'ngerti sekarang. Lu pasti agen PT Honyara Pharmacy, kan? Mau 'nakut-nakuti gue, kan? Ngaku! Hei, bilang sama bos ente, area ini punya ane. Awas lu ya kalau berani-berani 'masok barang kemari. Gue cekek, tahu rasa.”
.
Coonty sungguh tak percaya pada situasi yang dihadapinya. Ia cemas, perutnya mulas. Sebetulnya rasa takut mulai terbit di hatinya. Seumur hidupnya Coonty tak pernah dihina setelak ini oleh bedebah yang bahkan tak takut sama sekali oleh kehadirannya. Gengsinya tercolek. Wong aku ini hantu yang aktivitasnya nirlaba, kok. Aku tak terima dibilang pedagang, apalagi dituduh jadi mafia yang bikin harga obat dan jasa medis jadi enggak terjangkau orang banyak!
(ini hantu apaan sih, kok ngomongnya kaya pengurus YLKI...)
Coonty mengubah ujudnya jadi lebih garang. Badannya digembungkan. Lalu ia terbang menukik ke arah Totok yang masih mendekam santai ber-syubidubidam di dalam mobil sambil menyetel lagu Julius Sitanggang. Coonty teringat motto sepakbola all-out bahwa menyerang adalah pertahanan terkuat. Daripada kena cekik, mending cekik duluan. Rasakan ini, manusia sialaaan!!
.
Apa dinyana? Totok dengan segera membuka jendela lantas menghunuskan raket nyamuk ke depan wajahnya. Muka Coonty hard landing tepat di raket itu. Rasa sakit menyeruak di sekujur badan. Memang demikian, Saudara-saudari. Makhluk halus selalu tak tahan dengan medan listrik. Pasalnya mereka memang ngeri setengah modar kepada neraka. Listrik itu adalah komponen utama atmosfer-neraka. Neraka itu api. Api itu panas. Panas itu Kiki Amalia. Jadi setan takut Kiki Amalia, dong? Halah....
Tapi ini serius. Mobil sebutut apa pun, yang kabinnya bolong sana-sini dan kacanya tak dapat dirapatkan sampai interiornya disarangi nyamuk saban pagi, selalu punya hikmah di baliknya.