Mohon tunggu...
S Widjaja
S Widjaja Mohon Tunggu... lainnya -

Sharing ideas through writing.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Musashi: The Journey of A Warrior & The Book of Five Rings (17)

10 Mei 2016   22:40 Diperbarui: 2 Juni 2016   20:36 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Walaupun demikian, pikirannya yang terlatih segera saja mampu memperoleh sesuatu dari kejadian ini. Apa pun yang terjadi pada diri kita, kita harus mampu memetik pelajaran dari hal tersebut – termasuk dari lawan kita sekalipun!

Dan pelajaran yang didapatkan Bennosuke kali ini adalah …

Belati! Aku harus berlatih menggunakan belati. Bukan cuma untuk pertarungan jarak dekat tetapi juga untuk melumpuhkan lawan dari jarak jauh.

Munisai telah sering kali menunjukkan betapa efektifnya belati itu untuk melumpuhkan sasaran dari jarak jauh. Salah satu keuntungan melumpuhkan lawan dari jarak jauh ialah mengurangi kemampuan serangnya, terlebih jika menghadapi lawan yang berkelompok – berjumlah lebih dari dua orang. Selama ini Bennosuke belum menyadari keunggulan belati sebagai senjata yang mampu melumpuhkan lawan dari jarak jauh.

Dan dalam pertarungan yang sebenarnya, tidak ada jaminan kalau aku akan selalu bertarung satu lawan satu – terlebih jika lawan yang kuhadapi datang berkelompok. Dengan belati, aku mampu melumpuhkan beberapa orang dari mereka sebelum mereka mendekat ke arahku.

Dibandingkan panah dan senapan, belati relatif lebih mudah digunakan – walaupun efektivitasnya untuk melumpuhkan lawan, terutama dalam hal jangkauan, masih kalah dengan dua senjata tersebut.

Satu hal lagi! Bennosuke mengatupkan rahangnya kuat-kuat dan menggemeretakkan giginya. Aku harus mampu mengatasi perasaan ini! Perasaan ketakutan yang amat sangat – seolah-olah kematian sudah menjemputnya. Ia memang sempat menghindari terjangan belati yang kedua, tetapi itu pun ia lakukan pada saat-saat terakhir ketika kedua tangannya berada dalam posisi yang salah sehingga toya yang seharusnya bisa ia gunakan untuk menangkis serangan itu menjadi tidak berguna.

Di dalam pertarungan, tak sedikit pun aku boleh membiarkan diriku lengah dan tidak mampu mengatasi serangan lawan.Bennosuke berikrar pada diri sendiri.

Ia tidak menyadari Munisai saat itu masih memerhatikannya dari balik pintu dojo. Ia tersenyum melihat Bennosuke yang sedang termenung itu dan tampak dalam keadaan lemas belum mampu menggerakkan tubuhnya untuk bangkit berdiri.

Dengan berdiam diri pun kamu tidak akan apa-apa. Kamu akan tetap selamat, Bennosuke. Hanya saja kamu belum mampu melihat penyimpangan arah belati itu. Penyimpangan sebesar ½ sun itu.

Munisai beranjak pergi meninggalkan dojo. Ia tahu apa yang ada dalam benak Bennosuke saat itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun