Mohon tunggu...
S Widjaja
S Widjaja Mohon Tunggu... lainnya -

Sharing ideas through writing.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Musashi: The Journey of A Warrior & The Book of Five Rings (17)

10 Mei 2016   22:40 Diperbarui: 2 Juni 2016   20:36 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bennosuke berdiri di hadapan rak perlengkapan senjata. Ia berjalan menuju tempat senjata-senjata berukuran panjang yang ditata dengan cara diberdirikan – masing-masing ditempatkan dalam posisi tegak.

Sekarang toya.

Bennosuke meraih senjata berupa tongkat panjang itu. Selain digunakan untuk menghantam kepala dan tubuh lawan, toya juga bisa digunakan untuk menyerang bagian kaki lawan tersebut, bukan hanya memukulnya tetapi juga menyapunya hingga membuat lawan kehilangan keseimbangan lalu terjatuh.

Seperti halnya tombak, toya merupakan senjata yang diminati oleh Bennosuke. Bukan untuk digunakan dalam pertarungan, tetapi untuk dipelajari kemampuan menyerang ataupun kemampuan bertahannya sehingga ia bisa mengantisipasi senjata tersebut manakala digunakan oleh lawan untuk menghadapinya.

Begitulah yang dilakukan Bennosuke di dojo ini. Hampir setiap hari ia menghabiskan waktu di sana – setiap kali ada kesempatan, ketika tempat ini tidak digunakan untuk latihan pedang murid-murid ayahnya.

Bennosuke mengamati berbagai macam senjata yang ada di sana dan mencobanya. Ia sudah cukup mahir mengenali suatu senjata sehingga ia bisa memperkirakan dari berat senjata yang ada dalam genggamannya, berapa kecepatan maksimum senjata itu dapat ia gerakkan dan bagaimana mengarahkannya, sehingga serangan yang ia lakukan dengan senjata itu tidak akan menyebabkannya terjatuh ataupun menyebabkan senjata itu lepas dari genggamannya. Ia cukup berhati-hati dan menyadari betapa berbahayanya sebuah senjata jika digunakan dengan sembrono.

Waktuku tidak banyak lagi. Begitu yang selalu dipikirkannya. Ia berusaha memfokuskan pikirannya pada hal-hal yang betul-betul perlu dikerjakannya saat ini.

Aku tidak tahu apakah aku bisa mendapatkan kesempatan berlatih dengan berbagai macam senjata seperti ini lagi nanti.

Bennosuke pernah beberapa kali mengunjungi kuil Sorein – tempat Dorin menetap, namun ia tidak pernah melihat satu pun senjata di kuil tersebut. Jika pun ada benda yang bisa digunakan sebagai senjata, benda itu sebenarnya merupakan alat pertukangan atau alat untuk berkebun seperti sabit untuk memotong rumput, golok untuk memotong kayu, kapak, dan sebagainya.

Oleh karena itu, ia bermaksud mencoba sebanyak dan sebisa mungkin semua senjata yang tersimpan di dojo ini sebelum ia akhirnya pergi dari rumah ini untuk kemudian tinggal di kuil tersebut.

Ketika Bennosuke sedang mencoba toya tersebut, ia teringat apa yang pernah dikatakan ayahnya – yang menurutnya sama dengan apa yang ia pikirkan saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun