Mohon tunggu...
Ryan M.
Ryan M. Mohon Tunggu... Editor - Video Editor

Video Editor sejak tahun 1994, sedikit menguasai web design dan web programming. Michael Chrichton dan Eiji Yoshikawa adalah penulis favoritnya selain Dedy Suardi. Bukan fotografer meski agak senang memotret. Penganut Teori Relativitas ini memiliki banyak ide dan inspirasi berputar-putar di kepalanya, hanya saja jarang diungkapkan pada siapapun. Professional portfolio : http://youtube.com/user/ryanmintaraga/videos Blog : https://blog.ryanmintaraga.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerita Tengah Malam #4

17 April 2015   23:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:58 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Eh?" Asep terlihat bingung mendengar perkataanku barusan.  "Lu bilang apa tadi?"

"Gue barusan papasan sama klien lu di tangga.  Orangnya cantik, oriental, rambutnya panjang, kulitnya putih, pake baju merah, wangi pula.  Haah, gue aja masih inget.  Tapi sori ya, masih nggak sebanding sama Fini hahaha..."

"Tunggu, tunggu," potong Asep.  "Kapan lu papasan?  Di mana?"

"Yaelah, barusaaan di tangga," aku mulai kesal.  "Lu main-main aja ah."

Pada saat itu aku baru tersadar bahwa wajah temanku tersebut berubah pias.

"Lu kenapa?" tanyaku.

Dan tiba-tiba aku teringat apa yang dia ceritakan beberapa minggu lalu.

"Dulu di kantor tempat gue kerja katanya pernah ada orang bunuh diri, cewek.  Orangnya cantik, rambutnya panjang, dan dia suka pake baju warna merah."

Mendadak buku kudukku berdiri.

"Cewek itu gantung diri di depan kamar mandi lantai tiga, tengah-tengah antara tangga lantai empat dan lantai tiga.  Gosipnya karena dia hamil dan pacarnya nggak mau nikahin dia."

Wajah Asep masih tampak pucat.  Dengan tangan gemetar diserahkannya resep obat yang baru ditebusnya padaku,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun