Suara sepatu!
Langkah kaki itu terdengar, asalnya dari lantai empat. Aku ingin berlari namun kakiku rasanya terkunci.
Lari! Lari!!
Tak tuk tak tuk. Langkah itu makin lama makin cepat dan jelas terdengar seiring dengan keringat dingin yang membanjir deras dari tubuhku. Tak tuk tak tuk.
Makin dekat.
Makin dekat.
Lari, Budi!
LARI!!!
Mulutku komat-kamit membaca doa apa saja yang terlintas di benakku, rasa takutku makin menjalar, mataku - meski aku tak ingin - tetap terpaku mengarah ke sumber suara yang makin lama makin cepat dan jelas. Srrrrss! Tiba-tiba terdengar suara kran air menyala, tepat saat hidungku mulai mencium wangi eau de perfume yang sangat aku kenal. Â Wangi yang belum lama tadi aku temui.
"HWAAAA!"
Dengan satu sentakan dan teriakan kuat, akupun berlari kencang menuruni anak tangga, tak peduli apapun hingga aku berhasil tiba di lantai satu - tepat di depan pak Ali yang hanya senyum-senyum.