Mohon tunggu...
Ryan M.
Ryan M. Mohon Tunggu... Editor - Video Editor

Video Editor sejak tahun 1994, sedikit menguasai web design dan web programming. Michael Chrichton dan Eiji Yoshikawa adalah penulis favoritnya selain Dedy Suardi. Bukan fotografer meski agak senang memotret. Penganut Teori Relativitas ini memiliki banyak ide dan inspirasi berputar-putar di kepalanya, hanya saja jarang diungkapkan pada siapapun. Professional portfolio : http://youtube.com/user/ryanmintaraga/videos Blog : https://blog.ryanmintaraga.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerita Tengah Malam #4

17 April 2015   23:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:58 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Gila lu, Pak!" seruku melepaskan diri dari cengkeramannya dan berlari tunggang-langgang.  "Gue nggak mau ke kantor ini lagi, nggak peduli ada apa.  Pokoknya nggak!"

Pak Ali hanya terkekeh.  Dan tepat sebelum aku meninggalkan tempat itu, sayup aku mendengar jerit ketakutan temanku Asep.

-Jakarta, 17 April 2015-

Catatan penulis :

Cerita ini diilhami kisah turun-temurun yang dituturkan seorang teman saya.  Dia bercerita bahwa daerah tempat tinggalnya dulu (ratusan tahun lalu) merupakan tanah milik seorang meneer asal Belanda.  Semasa hidupnya, tuan meneer ini punya kegiatan rutin diantaranya bersepeda pagi-pagi mengelilingi tanahnya.  Setelah kematiannya, penduduk sekitar mengaku terkadang mendengar bel dari sepeda tuan meneer tersebut, beberapa bahkan mendengar tuan meneer berbicara pada pekerja-pekerjanya.  Hal tersebut terjadi berulang-ulang.

Pada akhirnya, hal tersebut menjadi lazim dan dianggap biasa oleh masyarakat sekitar hingga turun-temurun.

Teman saya mengemukakan teori bahwa daerah tempat tinggalnya merupakan salah satu titik persinggungan antara masa kini dan masa lalu sehingga apa yang sebetulnya dilihat dan didengar oleh masyarakat sekitar situ adalah benar kehidupannya sang meneer yang pada saat bersamaan sedang menjalani hidupnya seperti biasa - belum mati.

Sementara saya berpendapat bahwa alam semesta atau lebih tepatnya lingkungan sekitar kita mempunyai kemampuan merekam peristiwa yang terjadi di sekitarnya untuk kemudian diputar kembali, itu sebabnya kenapa fenomena penampakan biasanya berupa pengulangan peristiwa yang sama, dan itu sebabnya kenapa banyak penampakan terjadi di tempat-tempat yang terdapat pohon atau bangunan tua, dsb karena pohon atau bangunan tua itu 'menyimpan' apa yang sudah dia rekam.

Sila sharing jika punya pendapat lain.

Cerita Tengah Malam #3 Sumber gambar : behance.net Tulisan ini masuk kategori “Fiksi” dan dipublish pertamakali di blog.ryanmintaraga.com, copasing diizinkan dengan mencantumkan URL lengkap posting di atas atau dengan tidak menghapus/mengedit amaran ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun