“Kotanya lah,” timpal Nayra.
“Ah masaaa’?” goda Nayla.
“Beneer!”
“Boohong!”
“Beneer! Nggak percaya’an banget sih kamu?” tukas Nayra.
“Rana, aku tau kamu kangen sama teman masa kecilmu ‘kan? Teman yang namanya... aduh!”
Nayla belum sempat menyelesaikan kalimatnya ketika sebuah bantal melayang mengenai wajahnya.
* * *
“Akhirnya 2 tahun lalu kami berencana mengunjungi kota masa kecil Nayra,” Nay melanjutkan ceritanya, "Kota tempat tinggal kalian."
Air muka Nay berubah penuh kesedihan yang mendalam, suaranya pun menjadi lirih,
“Tapi dalam sekejap, rencana indah itu berubah menjadi petaka...”