Dari sini nampak sekali bahwa ksatria muda ini oleh para dewa hanya digladi untuk menjadi orang profesional di satu bidang saja (kedigdayaan).
Bukan seorang manajer atau pengelola suatu organisasi atau negara.
Sialnya lagi, saat kembali berkumpul dengan keluarganya, dia mendapatkan kenyataan tentang penderitaan ibunya yang lebih sering hidup dalam kesendirian.
Wajar jika pemuda Gatotkaca bagaikan tenggelam dalam kondisi sunyi dan tidak banyak bergaul dengan sesamanya.
Secara psikologis semua itu seperti memaksa si anak menjadi seorang yang pendiam meskipun secara mandiri memiliki banyak kelebihan.
Semua itu harus menjadi cermin bagi kaum pendidik karena pada hakekatnya guru adalah pengukir kepribadian, pembentuk budi pekerti, atau bahkan ada yang menyebutnya sebagai arsitek jiwa.Â
Guru harus senantiasa menyadari bahwa sebagai makhluk sosial, manusia (para siswa) memiliki dua hasrat.
Dua hasrat itu mulai berkembang sejak ia dilahirkan dan penting bagi perkembanghan kehidupan berikutnya, yakni:Â
(1) Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain (gregrarionees) danÂ
(2) Keinginan untuk menjadi satu dengan alam sekitarnya.
Pada kenginan pertama inilah yang melahirkan kebutuhan tentang interaksi social, yaitu kebutuhan untuk berkomunikasi dengan orang lain.Â