" Ini diajari mengerjakan pe -- er malah nangis, masa' pembegian bilangan kecil seperti itu nggak bisa !"
   " Pur, kalau ngajari anak kecil ya harus sabar, jangan dibentak -- bentak seperti irtu."
   " Saya ndak bisa kalau ngajarinya kayak guru te -- ka ! "
   Kak Pur kini tinggal di ibu kota, kerja diperusahaan. Walaupun dulu kurang dekatdengan dirinya, sebenarnya bukan berarti tidak sayang, Cuma keras aja sifatnya, kayak bapaknya. Kini kalau dia pulang kampung bersama keluarganya, selalu ada oleh -- oleh untuk dirinya.
*
DENGAN riang gembira Sri berjalan menjelajahi pekarangan yang kosong dan luas sebagaimana layaknya di kampung. Dengan berjingkat -- jingkat Sri mencari bunga -- bunga liar tanaman perdu semak -- semak yang tersebar  disana -- sisini. Indah sekaliwarnanya, tak tahu nama bunga apa. Kupu -- kupu juga banyak berterbanagan berseliweran kesana kemari. Indah sekali warna sayapnya. Sri tak sadar ikut kesan -- kemari juga dengan asyiknya.
   Tiba -- tiba Sri merasa namanya di panggil oleh seorang anak ;
  " Sri " suaranya lembut
   Sri berhenti dan bingung menoleh kesana kemari mencari sumber suara. Apakah ada anak lain di sini ? Di dekat pohon semak, dilihatlah seorang anak yang kira -- kira juga sebaya dengan dirinya. Siapa anak itu, tak kenal sebelumnya, batin Sri bingung. Anak itu tersenyum sayu. Ditangannya juga ada seikat kembang. Agaknya dia juga sedang mencari kembang seperti dirinya, pikir Sri.
   " Kamu siapa ?!"
   " Sri, aku kakakmu ."