Mohon tunggu...
Ruminto
Ruminto Mohon Tunggu... Guru - Back to Nature

Senang membaca dan menulis, menikmati musik pop sweet, nonton film atau drama yang humanistik dan film dokumenter dan senang menikmati alam.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

"Sri, Aku Kakakmu"

8 Januari 2024   23:01 Diperbarui: 8 Januari 2024   23:05 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

MALAM itu, Sri be-te banget,.te-ve-nya  nyala, tapi nggak ditonton. Majalah yang dipangkuannya, juga cuma dibolak-balik melulu. Desa memang sepi, tapi rumah ini juga semakin terasa sepi saja , keluhnya dalam hati. Selain dirinya, dirumah itu hanya ada bapak dan ibunya. Ibunya masih sehat, tapi bapak sudah akit-sakitan melulu.

     Sri memang anak bungsu, kakaknya empat orang, perempuan semuanya. Jadi panggilnya yayu. Mereka kini semua sudah berkeluarga, dan semua ikut suami tinggal ditempat lain. sehingga praktis anak yang tersisa di rumah hanya dirinya sendiri saja. Makanya ibunya pernah " wanti-wanti " sekali ;

     " Sri, kalau kamu menikah nanti, suamimu harus mau tinggal disini "

     " Kalau enggak mau ?!"

     " Kamu harus bisa membujuk supaya mau, sebab kalau kamu pergi juga, siapa yang akan menemani ibu bapakmu disini ? "

     " Entahlah nanti bu, aku belum memikirkan tentang hal itu, kerjanya aja belum mapan seperti ini " ucapnya dengan nada sedikit mengeluh .

     Setamat sekolah kejuaran, SMEA, Sri tidak melanjutkan sekolah setelah gagal mendaftar di perguruan tinggi negeri. Untuk masuk ke swasta, tiada biaya. Akhirnya Sri menjadi tenaga administrasi honorer di sekolah menengah pertama di  daerahnya sendiri. Yang nasibnya belum jelas.

     Dan malam ini, Sri mengalami ba-te yang amat sangat. Sepi, jenuh, bosan dan bingung semua bercampur jadi satu. Malam sudah semakin larut, tapi mata belum juga mau mengantuk. Te-ve sudah dimatika, dan majah yang tadi dibuka -- buka juga sudah dilemparkan keatas meja begitu saja.. Sri akhirnya bengong, tiduran di atas sofa sambil pandangannya menatap kelangit -- langit seakan ingin menembus atap sampai ke langit.

     Sri jadi ingat waktu masa kecil dulu. Ketika semua kakak-kakaknya masih ngumpul jadi satu dulu. Tak pernah ada rasa kesepian yang mencekam seperti ini. Dirinya kini jadi kangen sama kakak -- kakanya itu. Masing -- masing meninggalkan kenangan tersendiri di hati Sri kini.

*

KAK SAL misalnya, dia adalah orang yang tidak sabaran. Sebagai kakak yang urutannya persis diatas dirinya, dia adalah satu -- satunya kakak yang sempat bersekolah di es-de bersama -- sama. Sehingga kalau berangkat ya harus bareng sama Kak Sal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun