Mohon tunggu...
Rumah Kayu
Rumah Kayu Mohon Tunggu... Administrasi - Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Ketika Daun Ilalang dan Suka Ngeblog berkolaborasi, inilah catatannya ~ catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sudah Makan Belum? (Cerita tentang Kecemasan Orangtua pada Anaknya)

4 September 2016   17:20 Diperbarui: 4 September 2016   21:53 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rencana awal, saat kuliah di luar negeri itu, untuk menghemat, putriku akan memasak sendiri. Tapi ibuku cemas akan hal itu, katanya, selama kuliah di tanah air saja putriku itu sibuk sekali belajar siang malam, lalu nanti di luar negeri itu, apa iya dia sempat memasak? Jangan- jangan sama sibuknya, lalu tak sempat atau malas memasak, dan makannya jadi tidak teratur.

“ Nanti kalau dia sakit bagaimana? “ kata ibuku.

Aku memahami mengapa ibuku cemas begitu. Sebab ada kenalan keluarga kami yang dulu juga mendapatkan beasiswa ke luar negeri, lalu sebab makan tak teratur menjadi sakit dan bahkan kemudian tak berhasil menyelesaikan kuliahnya karena itu.

Maka demi ketenangan hati sang nenek, pencarian asrama meluas dari hanya kamar saja menjadi asrama yang juga menyediakan makanan.

Alhamdulillah, ternyata ada asrama di dalam kampusnya yang menyediakan layanan itu. Putriku mendaftar untuk mendapatkan kamar dan dua kali makan sehari. Pada hari Senin sampai Jumat, dia mendapat makan pagi dan malam, sementara di akhir minggu dia mendapat makan pagi dan siang.

Ibuku lega. Aku, sejujurnya juga lega. Aku sebetulnya yakin, putriku akan bisa menyesuaikan diri dengan baik. Jika harus, dia akan bisa mengatasi jadwalnya dan memasak sendiri untuk tiga kali makan. Tapi ketika ada opsi dia mendapat dua kali makan dengan harga yang masih terjangkau dengan uang saku dari beasiswanya di asrama, aku sungguh merasa itu pilihan yang lebih baik baginya.

***

Urusan tentang makanan ini mengingatkanku pada suatu hari, duluuuu.. bertahun- tahun yang lalu.

Saat itu si sulung baru saja masuk SMP.

Uang sakunya juga terbatas. Memang sengaja kami batasi, tepatnya.

Uang yang kami berikan padanya untuk uang saku hanya sebatas cukup untuk biaya transport naik kendaraan umum pergi dan pulang sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun