"Tak sengaja aku tadi lewat, sekalian mampir." kata Satya bohong dengan senyum menyeringai.
"Ayo, di dalam saja!" ajak Rani membawa Satya masuk ke dalam ruang tamu. Satya mengikuti langkah Rani tanpa protes.
"Haus kan.., sebentar ya, kuambilkan minum."
"Ran.., gak usah repot. Aku cuma sebentar kok," cegah Satya. Namun Rani tetap tak pedulikan suara Satya.
Tak beberapa lama Rani keluar dengan dua gelas es teh manis dan beberapa makanan kecil dalam toples kaca.
"Ran.., bahagianya aku, detik ini aku bisa melihat manis senyummu" puji Satya kepada Rani.
"Hmm.., mulai ngegombalnya, kumat." canda Rani.
"Ayahmu ada di rumah, Ran?"
"Ada. Memang ada perlu apa?"
"Aku mau matur terkait dengan hubungan kita."
Rani memandangi Satya heran. Dan detak jantung Rani seketika tak beraturan. Berdebar kencang. Pikirannya berkecamuk.