" Hush, sembarangan nyebut nama Presiden kita. Mbok yao sebut yang lengkap Presiden SBY. Beliau khan presiden kita, pemimpin kita dan "orang tua" kita juga. "
" OOOO gitu ya mbah "
" Ya iyalah itu namanya yang muda menghormati yang tua. Ngerti, Cu "
" Ngerti mbah "
Beberapa waktu kemudian datang mobil SUV berwarna serba hitam di depan rumah dan turunlah 2 orang bertubuh tegap lengkap dengan lambang garuda di kerah bajunya.
" Mbah sudah dijemput rupanya " ujar saya.
" Yo wes mbah jalan dulu. Jaga rumah ya "
" Ya mbah. " saya pun tidak menyangka kalau mbah Pikulun menjadi tamu kehormatan SBY eh Presiden SBY.
Satu jam berlalu, dua jam berlalu dan tanpa terasa hari sudah gelap. Menjelang Isya, saya mendengar pintu rumah ada yang buka. Rupanya Mbah Pikulun sudah pulang. Segeralah saya menyambut mbah Pikulun dan berharap beliau akan menceritakan pertemuannya dengan Presiden SBY.
" Cu, buatin kopi "
" Ya, mbah "