Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Menulis apa saja yang mungkin dan bisa untuk ditulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Nelson Mandela : Simbol Perjuangan Tanpa Dendam dan Kekerasan

31 Januari 2025   04:40 Diperbarui: 31 Januari 2025   04:40 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa Nelson Mandela

Di antara sekian banyak pemimpin besar dalam sejarah, nama Nelson Mandela akan selalu dikenang sebagai simbol perjuangan melawan ketidakadilan, rasisme, dan penindasan. Lahir pada 18 Juli 1918 di Mvezo, Afrika Selatan, ia tumbuh dalam lingkungan yang sarat dengan diskriminasi rasial akibat sistem apartheid, sebuah kebijakan segregasi yang menempatkan penduduk kulit hitam sebagai warga kelas dua.

Sejak muda, Mandela sudah menunjukkan jiwa kepemimpinannya dengan bergabung dalam African National Congress (ANC) untuk melawan apartheid. Perjuangannya membuatnya dipenjara selama 27 tahun, tetapi justru dari balik jeruji besi, citranya sebagai pemimpin yang berintegritas dan tak tergoyahkan semakin kuat. Alih-alih menyimpan dendam ketika dibebaskan pada 1990, Mandela memilih jalan rekonsiliasi, yang kemudian menjadi kunci transisi damai Afrika Selatan dari apartheid menuju demokrasi.

Pada 1994, ia menjadi presiden kulit hitam pertama Afrika Selatan yang terpilih secara demokratis. Namun, kepemimpinannya tak berhenti di situ. Setelah menyelesaikan masa jabatannya, ia tetap berkontribusi bagi dunia dengan mendirikan Nelson Mandela Foundation, yang berfokus pada pendidikan, kesehatan, dan perdamaian global.

Artikel ini akan membahas bagaimana Mandela menjadi sosok pemimpin yang begitu dihormati dan dicintai. Dari sikap tanpa dendam, keteguhan dalam perjuangan, transisi damai dari apartheid ke demokrasi, hingga komitmennya terhadap pendidikan dan perdamaian—warisan Mandela adalah pelajaran berharga bagi dunia. Seperti yang pernah ia katakan:

"Saya telah berjalan di jalur panjang menuju kebebasan... tetapi saya hanya berhenti sejenak untuk beristirahat, karena dengan kebebasan datang tanggung jawab. Saya tidak berani berlama-lama, karena perjalanan saya belum berakhir."

Pada tanggal 5 Desember 2013, Nelson Mandela, presiden pertama Afrika Selatan yang terpilih dalam pemilihan umum demokrasi yang mewakili seluruh rakyatnya , sekaligus kepala negara kulit hitam pertama di negara tersebut, meninggal dunia pada usia 95 tahun setelah menderita infeksi saluran pernapasan selama 3 bulan.

Warisan Mandela tidak akan pernah luntur, dan dunia akan terus belajar dari kepemimpinannya.

Perlawanan Tanpa Dendam: Keberanian Sejati Nelson Mandela

Ketika Nelson Mandela melangkah keluar dari Penjara Victor Verster pada 11 Februari 1990, dunia menyaksikan momen bersejarah yang lebih dari sekadar pembebasan seorang tahanan politik. Itu adalah kemenangan moral seorang pejuang keadilan yang, alih-alih menyulut kebencian dan balas dendam, memilih jalan rekonsiliasi. Mandela bisa saja menggunakan kekuatannya untuk membalas rezim apartheid yang telah merampas kebebasannya selama 27 tahun, tetapi ia justru mengambil langkah yang jauh lebih sulit—memaafkan dan membangun kembali negerinya.

Memaafkan, Bukan Melupakan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun