Sebagai contoh, jika Anda sedang meneliti dampak digitalisasi pada produktivitas pekerja, analisis literatur mungkin menunjukkan bahwa sebagian besar penelitian sebelumnya berfokus pada sektor tertentu, seperti manufaktur atau layanan teknologi. Namun, mungkin ada kekurangan penelitian di sektor informal atau di negara berkembang. Celah ini dapat menjadi peluang bagi Anda untuk memberikan kontribusi yang lebih spesifik dan relevan.
Selain itu, penting untuk tidak hanya membaca, tetapi juga memahami hubungan antara penelitian-penelitian tersebut. Gunakan pendekatan sintesis untuk mengintegrasikan informasi dari berbagai sumber dan mengidentifikasi pola-pola yang berulang. Misalnya, jika beberapa penelitian menunjukkan bahwa digitalisasi meningkatkan produktivitas, tetapi penelitian lain menunjukkan efek sebaliknya, ini bisa menjadi indikasi adanya faktor-faktor tertentu yang belum dieksplorasi secara mendalam.
Sebagai bagian dari analisis literatur, buatlah literature map atau diagram yang menunjukkan hubungan antara berbagai penelitian. Alat visual ini membantu Anda memetakan wilayah yang sudah banyak diteliti dan wilayah yang masih kosong. Dengan cara ini, Anda dapat melihat dengan lebih jelas di mana posisi penelitian Anda dalam konteks literatur yang ada.
Teknologi juga dapat membantu mempercepat analisis ini. Anda dapat menggunakan perangkat lunak seperti NVivo atau MAXQDA untuk mengelola dan menganalisis data dari literatur. Perangkat ini memungkinkan Anda mengorganisasi informasi berdasarkan tema atau kategori tertentu, sehingga lebih mudah untuk mengidentifikasi pola dan celah penelitian.
Dalam menganalisis literatur, penting untuk bersikap kritis. Jangan hanya menerima temuan penelitian sebagai kebenaran mutlak, tetapi pertanyakan asumsi, metode, dan kesimpulan yang diambil. Sikap kritis ini tidak hanya membantu Anda menemukan celah, tetapi juga melatih kemampuan berpikir analitis yang sangat berharga dalam penelitian.
Dengan melakukan analisis mendalam terhadap literatur, Anda tidak hanya akan menemukan gap yang relevan, tetapi juga mendapatkan inspirasi untuk menciptakan kebaruan dalam penelitian Anda. Proses ini mungkin membutuhkan waktu dan usaha, tetapi hasilnya akan memastikan bahwa penelitian Anda memiliki landasan yang kokoh dan memberikan kontribusi yang berarti.
3. Mengidentifikasi Celah (Gap) dalam Penelitian Sebelumnya
Setelah memahami latar belakang dan melakukan analisis literatur, langkah berikutnya adalah mengidentifikasi gap dalam penelitian sebelumnya. Gap adalah kekosongan atau kekurangan dalam literatur yang belum terisi atau dijawab dengan baik oleh penelitian yang ada. Penemuan gap ini merupakan inti dari kontribusi penelitian Anda, karena di sinilah letak nilai tambah yang dapat Anda berikan untuk memperkaya ilmu pengetahuan.
Mengidentifikasi gap memerlukan kepekaan untuk mengenali apa yang "hilang" atau kurang dalam penelitian sebelumnya. Ada beberapa jenis gap yang umum ditemukan:
1. Kekosongan Data atau Informasi: Penelitian sebelumnya mungkin belum mencakup data tertentu yang relevan atau belum mengeksplorasi topik pada populasi atau wilayah tertentu.
2. Keterbatasan Metode: Pendekatan yang digunakan dalam penelitian sebelumnya mungkin memiliki kelemahan atau keterbatasan yang membuka peluang untuk menggunakan metode yang lebih inovatif.