Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kajian Filsafat tentang Akal-Budi, Jiwa dan Roh dalam Memahami Konsep Ketuhanan

16 Desember 2024   14:22 Diperbarui: 16 Desember 2024   20:32 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam Yudaisme, roh (ruach) dianggap sebagai unsur yang memberikan kehidupan kepada tubuh dan berasal langsung dari Tuhan. Pengkhotbah 12:7 menegaskan, "Dan debu kembali menjadi tanah seperti semula, dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya." Kehormatan Tuhan menjadi pusat dari hidup rohani, dan roh manusia diharapkan tetap murni dalam melaksanakan kehendak Tuhan. Konsep ini menekankan hubungan langsung antara roh manusia dan Sang Pencipta, yang dihidupi melalui hukum Taurat dan perbuatan baik.

Hindu

Dalam Hindu, roh sering disebut sebagai atman, yang dianggap sebagai percikan dari Brahman (realitas tertinggi). Chandogya Upanishad (6:12:3) menyatakan, "Tat Tvam Asi" (Engkau adalah itu), yang mengacu pada kesatuan antara atman dan Brahman. Atman dianggap tidak berawal dan tidak berakhir, serta mengalami siklus kelahiran kembali (samsara) hingga mencapai pembebasan (moksha). Moksha merupakan penyatuan atman dengan Brahman, yang dianggap sebagai tujuan akhir perjalanan spiritual manusia. Filosof Hindu seperti Adi Shankaracharya menekankan bahwa kesadaran diri adalah kunci untuk menyadari sifat sejati roh dan melepaskan keterikatan duniawi.

Buddha

Buddha memiliki pandangan yang unik tentang roh, di mana konsep "roh" seperti yang dipahami dalam tradisi lain digantikan oleh ajaran tentang kesadaran atau aliran energi yang terus berubah. Dhammapada 153-154 menggambarkan perjalanan spiritual menuju pencerahan sebagai pembebasan dari penderitaan melalui pemahaman mendalam tentang sifat ketidakkekalan. Dalam ajaran Buddha, tidak ada "roh" tetap, tetapi kesadaran manusia dapat mencapai pencerahan (nirvana) ketika semua keterikatan dan penderitaan duniawi dilepaskan.

Roh dalam Mistisisme

Mistisisme dalam berbagai tradisi sering kali menggambarkan roh sebagai elemen yang menghubungkan manusia dengan Tuhan secara langsung. Dalam Sufisme, perjalanan rohani adalah proses penyucian roh melalui cinta dan pengabdian kepada Allah. Rumi, salah satu mistikus besar, menggambarkan roh sebagai "kekasih yang merindukan Sang Kekasih" dalam puisi-puisinya. Demikian pula, dalam tradisi Kristen mistik seperti ajaran St. Teresa dari Avila, roh manusia dilihat sebagai "ruang dalam" di mana Tuhan berdiam dan bekerja.

Roh, dalam setiap tradisi agama dan filsafat besar, dipandang sebagai dimensi terdalam yang menghubungkan manusia dengan realitas tertinggi, baik itu disebut sebagai Tuhan, Brahman, atau pencerahan. Pandangan ini menekankan bahwa roh adalah pemberian ilahi yang memandu manusia dalam perjalanan spiritual untuk menemukan kembali asal-usulnya dan bersatu dengan Yang Maha Esa. Meskipun cara pandangnya berbeda, tujuan akhirnya sama: menyucikan roh dan mencapai kebahagiaan sejati di luar dunia material.

Agama dan Konsep Ketuhanan: Panduan Kehidupan Rohani

Filsafat, baik dalam konteks metafisik maupun etika, menawarkan pendekatan rasional untuk memahami konsep Tuhan. Dalam tradisi filsafat Barat, banyak pemikir mencoba menjelaskan keberadaan Tuhan dengan menggunakan logika dan argumen filosofis yang sistematis. Pendekatan ini tidak hanya bersandar pada iman atau wahyu, tetapi juga pada daya nalar manusia untuk menemukan keteraturan dan alasan di balik keberadaan segala sesuatu.

Pandangan Filsuf Kristen

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun