Belum sempat di jawab, Aya langsung berlari menuju Niko. Dari kejauhan terlihat punggung lelaki yang dirindukannya itu, dalam hati Aya sudah tak sabar ingin menemuinya.
Ketika jarak yang sudah tak jauh lagi dari Niko, Aya berhenti. Berusaha mengumpulkan nafas dan keberanian untuk memanggil Niko yang duduk membelakanginya itu.
"Nikoooo..."
Dengan cepat Niko langsung berbalik badan dan memberikan senyuman termanisnya untuk Aya. Niko mulai berjalan mendekati Aya, Ayapun lari memeluk Niko.
"Maafin gue, Ko," terdengar lirih rendah ucapan Aya hampir tak terdengar.
"Gue yang salah," kata Niko.
"Enggak, justru gue baru sadar kalo elo adalah laki-laki yang bisa nguatin gue, seminggu ini gue ngerasa kehilangan elo, gue sayang elo Ko".
"Jadi sekarang lo mau kalo gue jadi obat sakit hati elo?" tanya Niko penuh harap.
Aya hanya menganggukan kepalanya dengan pelan, tanda mengiyakan. Setelah pertemuan di taman siang itu, mereka menjadi sepasang kekasih yang membuat teman-teman mereka iri.
Niko selalu memanjakan Aya, memberikan banyak kejutan untuk Aya. Karena bagi Niko, kebahagiaan terbesarnya adalah ketika melihat Aya tertawa lepas tanpa ada tangis.
***