“Boleh tuh,” Fin mengangguk. “Terus di akhir video, kita kasih tips dikit buat cek info di internet.”
Aldo menuliskan ide-ide tersebut di papan. “Oke, bagus. Ada lagi?”
“Eh, gimana kalo kita ajak kolaborasi sama influencer yang suka bahas literasi digital?” usul Keira. “Biar makin keren videonya.”
Fin menambahkan, “Iya, sekalian biar lebih banyak yang nonton.”
Aldo tersenyum lebar. “Wah, ide bagus tuh. Gue kenal nih yang cocok. Ntar gue hubungin deh.”
Mereka terus berdiskusi, mengembangkan konsep video. Suasana semakin bersemangat, sangat berbeda dengan tadi saat Aldo masih kesal.
“Oke deh,” kata Aldo akhirnya. “Kayaknya udah cukup idenya. Besok kita mulai bikin naskah ya.”
Keira dan Fin mengangguk setuju. Mereka keluar dari ruang rapat dengan perasaan puas.
“Makasih ya guys,” Aldo berkata kepada mereka berdua. “Untung ada kalian. Kalo engga, mungkin gue masih ngambek aja sampe sekarang.”
Keira tertawa. “Santai aja kali. Namanya juga tim, harus saling bantu dong.”
Keesokan harinya, mereka bertiga bertemu kembali di studio. Aldo sudah menyiapkan laptop untuk menulis naskah.