Mohon tunggu...
RSID
RSID Mohon Tunggu... Lainnya - -

-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kebun Kehidupan

8 Oktober 2024   14:00 Diperbarui: 24 November 2024   14:00 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setahun berlalu. Suatu hari, Kinan mengalami kecelakaan serius saat terburu-buru menuju kelas. Ia terjatuh dari tangga kampus dan mengalami cedera kepala yang parah, membuatnya koma selama beberapa hari.

Selama masa koma, pikiran Kinan dipenuhi dengan kenangan indah bersama Ardi. Ia teringat momen-momen bahagia saat mereka belajar bersama, tawa mereka saat merayakan kemenangan lomba, dan bagaimana Ardi selalu ada di sisinya di saat-saat sulit. Dalam setiap kenangan itu, Kinan merasakan kehadiran Ardi yang tulus dan dukungannya yang tak tergantikan.

Kinan menyadari betapa berartinya Ardi dalam hidupnya dan bagaimana ia merindukan semua momen kecil yang membuatnya merasa dicintai. Dengan setiap kenangan yang muncul, rasa penyesalan atas keputusan yang diambilnya semakin dalam. Ia berharap bisa kembali dan memperbaiki kesalahan yang telah membuat mereka terpisah.

Setelah berhari-hari terjebak dalam kegelapan koma, Kinan akhirnya merasakan cahaya lembut yang menyentuh matanya. Ketika ia membuka mata, dunia di sekelilingnya mulai terlihat samar. Dalam pandangan yang masih kabur, ia melihat sosok Nadia berdiri di sampingnya.

Nadia, sahabatnya yang setia, tampak khawatir tetapi penuh harapan. Ia memegang tangan Kinan dengan lembut, seolah-olah memberikan kekuatan untuk bangkit dari keterpurukan. Kinan merasakan kehangatan dari sentuhan itu, dan meskipun masih lemah, hatinya dipenuhi rasa syukur.

"Nadia?" suara Kinan terdengar serak, tetapi ia berusaha untuk berbicara.

Nadia segera menunduk, air mata kebahagiaan mengalir di pipinya. "Kinan! Kamu akhirnya bangun!" ucapnya dengan suara bergetar. Ia tidak bisa menyembunyikan rasa lega dan bahagianya melihat sahabatnya terbangun dari komanya.

Kinan berusaha untuk fokus, tetapi pikirannya terus melayang kepada Ardi. Kenangan-kenangan indah bersama Ardi dan momen-momen yang terlewatkan terus berputar di benaknya, mengganggu upayanya untuk memahami situasi saat ini.

Meski Nadia ada di sampingnya, memberikan dukungan dan semangat, hati Kinan terasa kosong tanpa kehadiran Ardi. Ia merindukan tawa mereka, percakapan hangat, dan semua hal kecil yang membuat hidupnya berarti.

"Di mana Ardi?" tanya Kinan, rasa cemas menyelimuti pikirannya. Ia ingin tahu bagaimana keadaan orang yang sangat membayangi masa komanya.

Setelah mendengar pertanyaan dari sahabatnya, Nadia merasa heran, namun ia tetap berusaha membantunya. Nadia menghubungi teman yang tahu tentang Ardi dan berhasil mendapatkan nomor telepon baru Ardi. Dengan informasi itu, Nadia menghubungi Ardi untuk menyampaikan pesan dari Kinan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun