Hingga saat ini
Ketika mulut tak lagi didengar
Cuma dianggap sesumbar
Justru pledoi terdakwa yang acapkali diumbar
Aku tutup rapat mulut
Tapi aksi diamku tak susut,
Suciwati mentahbiskan
Aksinya bikin decak kagum
Para penyaksi yang datang ke negeri ini
Memandang Pemerintah mata sebelah
Sebab membiarkan rakyat pesakitan;
Orang-orang yang hak asasinya tercampakkan
Yang terlalu lama mengandung lara
Dibiarkan begitu saja
Sebuah protes yang sunyi
Kini hanya diam
Menghitung kelam masa lalu
Koar-koar menuntut hak benar
Masih terkubur kekuasaan baru
/10/
Senja merona
Di sebuah pegunungan subur
Di kota Malang, Jawa Timur
Sambil memandang ke luar jendela
Suciwati menelusuri hati,
Kau seperti candu
Yang memaksaku untuk terus mencintaimu
Mencintai jejak perjuanganmu
Selalu ingin ku dengar bisik lirih dari hatiku
Atas keberadaanmu
Di dalam-Nya
Meski takkan lagi bisa ku miliki dirimu
Dalam keutuhan nafasmu
Dulu, kau ingin habiskan masa tua kita di sini
Menulis sambil bertani
Nikmat sekali
Sayang, waktu telah memanggilmu
Mengambil segalamu
Dari rotasi kehidupanku
Di dinding
Bingkai suaminya tertembak hening
Dari ruang tamu
Alif, anak sulungnya
Terdengar menangis, marah dan menggerutu,
Aku mau bunuh Pollycarpus!
Setelah baru tahu
Siapa sebenarnya pelaku
Pembunuhan abahnya