Mohon tunggu...
Rossi Elbana
Rossi Elbana Mohon Tunggu... wiraswasta -

bayang semu yang tanpaNya tubuhnya palsu... rossielbana.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[Hari Pahlawan] Tangis Kering Sang Aktivis

10 November 2013   01:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:22 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bila kau dengar getar hatiku
Genggamlah jari-jemari tanganku
Agar rasa cinta yang terlahir dari kalbuku
Akan sampai padamu,

Balasnya tanpa lengah

Kadang melelahkan
Kalau tidak melepaskan
Perasaan sakit dan kehilangan

Demi prioritas
Kedua anaknya tertawa lepas
Ia harus menyembuhkan dirinya sendiri
Membahagiakan permata hati

/5/

Munir boleh mati
Tapi lentera perjuangannya tak boleh mati
Suciwati boleh lelah
Tapi ia berjanji tak akan menyerah

Tak terus terpuruk dalam lara
Tak terus-menerus menghiba

Jiwa aktivis kembali menitis
Perlawanan masa lalu
Saat membela hak-hak buruh
Menggelora optimis

Hak hidup
Hak berbicara
Hak beragama
Dan sebagainya
Yang kian tersingkirkan
Kepentingan tertentu

Ia bertekad
Mengusung keranda keadilan kuat-kuat
Membongkar dalang besar
Di balik kematian suaminya

Pernah ia sama-sama rasakan
Panas mentari intimidasi
Saat berjalan di divisi advokasi
Bersama buruh yang dikambinghitamkan
Majikannya sendiri

Yang dilecehkan seksualnya
Yang dipeluk cium seenaknya
Yang dipukul saat bekerja bicara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun