Mohon tunggu...
Rossi Elbana
Rossi Elbana Mohon Tunggu... wiraswasta -

bayang semu yang tanpaNya tubuhnya palsu... rossielbana.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[Hari Pahlawan] Tangis Kering Sang Aktivis

10 November 2013   01:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:22 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesiur angin membawa berita
Nomor siluman
Yang pernah Pollycarpus terima
Berasal dari Mayor Jenderal Purnawirawan

Muchdi Purwoprandjono namanya
Mantan komandan Kopassus TNI
Menjabat di BIN sebagai Deputi
Diseret juga sebagai terdakwa

Di pelataran pengadilan
Negeri Jakarta Selatan
Awal Desember duaribudelapan
JPU membacakan tuntutan
Muchdi patut diberi ganjaran
Limabelas tahun masa tahanan

JPU memaparkan sejumlah fakta
Surat dari BIN untuk Garuda
Tentang Pollycarpus yang direkomendasi
Sebagai petugas Aviation Security

Hal aneh,
Mengapa BIN ikut nyemplung urusan remeh?

Perang frontal
Di tengah ketidakrelaan
Rahasia terbongkar sial
Berbagai antisipasi nakal dilecutkan

Seperti membungkam
Orang-orang bermulut seribu
Mengorek borok penguasa orde baru
Semisal para pejuang HAM

Usaha para jaksa membongkar kasus
Dan menuntut Muchdi dipenjara
Harus kandas di tengah pusara
Oleh keputusan ketua majelis
Suharto namanya, yang misterius
Serta menimbulkan tanya

Akhir Desember duaribudelapan
Muchdi divonis bebas
Atas keterlibatannya ikut melibas
Sang aktivis kemanusiaan

Kurangkah bukti di pengadilan?
Ataukah ada rupiah dibalik keputusan?
Atau ada ancaman mengerikan bagi penegak keadilan?

Inikah keputusan paling adil?
Dalam memperjuangkan hak asasi manusia
Ketika Pollycarpus sendiri terbukti
Membunuh atas ‘bimbingan’ intelegensi
Dan divonis duapuluh tahun penjara
Sementara Muchdi tidak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun