"Kalau kamu membutuhkanku, kamu bisa menghubungiku!" Johnny meninggikan suaranya, agar Rain yang sudah berjalan menjauhinya bisa mendengar suaranya, tetapi sepertinya Rain tidak mendengarnya.
Pandangan Rainhard kosong, dia tidak bisa merasakan bahwa ada yang sangat berarti dalam pandangannya. ponsel yang berada di kantongnya bergetar. Entahlah, seluruh sendinya tak ingin digerakkan untuk melihat isi dari pesan yang ada di ponselnya.
Hai.
Hanya 3 huruf itu saja dan sebuah titik yang bisa dibaca oleh Rain. Dia menaikkan kedua alisnya. "Nomor siapa ini?" dia berbisik, hampir seperti mendesis. Dia tak mengenali nomor yang baru saja mengiriminya pesan.
Rain berpikir bahwa nomor asing itu adalah dia, Rain tak ingin menyebutkan namanya lagi. dengan segera dia membalas pesan itu.
Lebih baik kamu melupakan aku dengan segera dan mencari seseorang yang kamu anggap lebih mencintaimu, daripada aku.
Rain lega setelah mengirimkan pesan itu. Dia memasukkan lagi ponselnya ke dalam kantong, dia menutup pintu mobil, dan segera pergi dari kafe itu.
***
Sore menyergap siang yang berpolusi dengan sekejap mata, mengubahnya menjadi malam yang sedikit mendung.
Rainhard berjalan memasuki kamarnya seusai mandi, membiarkan handuk yang masih basah di atas kasur. Getaran ponselnya yang terletak tak berapa jauh darinya terasa. Mungkin ini adalah rekor baru bagi Rain karena seusai putus dari Cloudy, dia jarang sekali mengecek ponselnya. Dia melihat beberapa pesan yang masuk ke dalam ponselnya.
Maaf, kamu salah orang, padahal awalnya aku hanya berniat untuk berkenalan denganmu.