Mohon tunggu...
Sri Romdhoni Warta Kuncoro
Sri Romdhoni Warta Kuncoro Mohon Tunggu... Buruh - Pendoa

• Manusia Indonesia. • Penyuka bubur kacang ijo dengan santan kental serta roti bakar isi coklat kacang. • Gemar bersepeda dan naik motor menjelajahi lekuk bumi guna menikmati lukisan Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Menculik Sang Panglima

23 Februari 2022   21:51 Diperbarui: 23 Februari 2022   22:03 967
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diolah pakai Picsart

"Bocah kuwi aku ngerti". Pak Dirman menengadah lama. "Sebenarnya tidak perlu. Aku tidak butuh penghormatan. Berjuang itu keikhlasan".

Sebagian pernyataan beliau tidak aku setujui. Apapun maksud dibalik pembangunan monumen ini, adalah baik bagi generasi bangsa supaya mengetahui sejarah perjuangan para pahlawannya.

Kami duduk mengelesot. Mengambil sobekan bayangan. Tatapan Pak Dirman menjelajah  seantero tempat. Diamnya memunculkan dugaan-dugaan.

"Saiki sopo presidenne?"

"Joko Widodo"

"Presiden ke piro?"

"Ke delapan, itu jika Syafruddin Prawiranegara diikutkan", kataku.

Ketika  presiden Soekarno dan wakil presiden Muhammad Hatta ditangkap dalam agresi Belanda II, Syafruddin Prawiranegara ditugaskan membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Sumatera. Dalam keputusan rapat di Bukit Tinggi, Sjafruddin ditunjuk sebagai ketua PDRI. Dengan wakilnya Teuku Mohammad Hasan. Mereka membentuk kabinet pemerintah darurat.

"Merdeka seko taun '45 muk  wolong presiden?". Dari pada salah mengerti, aku mencoba jelaskan sebisa mungkin, bahwa, intrik dikalangan elitis penyumbang kegaduhan-kegaduhan di republik ini. Ada presiden yang diturunkan paksa, difitnah, memimpin beberapa bulan saja, ditolak pertanggungjawabannya, dan....

"...Suharto paling lama menjadi presiden", jelasku

"Suharto? Anak buahku?". Kepalaku mengangguk, mengiyakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun