Mohon tunggu...
Sri Romdhoni Warta Kuncoro
Sri Romdhoni Warta Kuncoro Mohon Tunggu... Buruh - Pendoa

• Manusia Indonesia. • Penyuka bubur kacang ijo dengan santan kental serta roti bakar isi coklat kacang. • Gemar bersepeda dan naik motor menjelajahi lekuk bumi guna menikmati lukisan Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Aku, Hud Hud, dan MALAIKAT

23 Juni 2018   15:55 Diperbarui: 23 Juni 2018   16:06 1120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Jaman semakin modern tapi kesyirikan masih mengental".

Hud-hud kebingungan mau hinggap dimana. Kepak sayapnya berhenti pada tumpukan barang dipinggir kandang. Pengasuhku terganggu, "Burung stres!" . Ia mengusirnya sebelum langkahnya menuju warung angkringan.

"Kyai, kerabatmu nun jauh disana juga pernah dimanfaatkan manusia. Terakhir diajak demontrasi"

Aku merebahkan diri ketanah. Hud-hud mendekati. Matahari makin bergerak ke barat. Sore mulai menjelang. Tanah lapang kian dipadati orang-orang.

"Kyai adalah produk jahilliyah modern"

"Sekali lagi aku katakan, itu bukan salahku. Biar mereka yang menanggung dosanya"

"Tapi kyai-kan punya otoritas. Badan besar dengan tanduk melengkung tajam bisa digunakan untuk menghentikan praktek-praktek syirik yang menempel dan ditempelkan pada kyai. Jangan mau dikirab! Kyai akan dihisap nantinya di akherat".

Sebenarnya aku sedih juga melihat kelakuan manusia. Ritual kebudayaan dijadikan selubung untuk mensuburkan tradisi jahilliyah itu. Semua yang bersentuhan denganku diperebutkan. Air bekas aku mandi, liur dari mulut sampai kotoranku dijarah, dijadikan semacam azimat(sesuatu yang mustajab).

Menjelang 1 suro, ulama-ulama sekotaku giat melancarkan perang urat syaraf. Menghimbau para jama'ah serta masyarakat jangan menonton aku. Telah terjadi pembalikkan.

"Sampai kapan kyai dikultuskan?". Ocehannya makin menggangguku dengan kalimat sarkasme. "Lihat kelakuan pengasuhmu". Burung itu memaksaku untuk menatap pria yang sedang nongkrong di angkringan dekat situ. Makan, minum, merokok,....

"Uang yang dipakai pemberian pria bermobil. Seharusnya untuk dibelikan sayuran buat kyai. Itu yang dinamakan baik? Manipulatif koruptif!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun