"Boleh. Sangat boleh. Sangat diharapkan," jawab teman-temannya hampir serentak. Kecuali Tari Mbuku yang tidak memberi respon tapi hanya senyum-senyum saja.
Mereka kemudian diskusi sebentar dan menghasilkan mufakat tentang model kandang Natal. Model rumah adat daerah mereka menjadi pilihan yang dimufakati.
Sementara proses pembuatan kandang Natal berlangsung, Rendi Mete mengusulkan kepada teman-temannya, "bagaimana jika setelah kandang Natal jadi, kita foto bersama untuk kenang-kenangan bersama Rangga Mone?" Usulan ini sungguh-sungguh inisiatif Rendi Mete, karena ia melihat ada kamera yang dibawa oleh Rangga Mone.
"Setuju ... setuju ... setuju ... !!!" serentak teman-temannya merespon dengan gembira. Harap maklum, waktu itu masih langka orang yang punya kamera di desa. Untuk bikin pas foto saja, masih harus ke kota atau mendatangkan tukang foto dari kota. Jadi, usulan Rendi Mete itu merupakan suatu kebahagiaan tersendiri bagi mereka.
"Omong-omong, bagaimana Rangga Mone, boleh tidak foto kami? Kemudian kamu juga ikut foto bersama," kata Rendi Mete meminta persetujuan Rangga Mone.
"Boleh to sahabat," jawab Rangga Mone singkat, sambil melirik Tari Mbuku yang gesturnya sedang salah tingkah.
Kandang Natal tuntas pada sore hari. Usulan Rendi Mete pun dipenuhi.
*****
Natal tahun itu sudah berlalu beberapa hari. Masa liburan sekolah sudah berakhir. Rangga Mone pun sudah sibuk dengan kegiatan di sekolah dan asramanya nun jauh di sana di kota kabupaten wilayah timur.
Foto-foto hasil jepretannya selama masa liburan di kampung halamannya sudah tercetak. Ia membuka album dan mengamati satu persatu lembar foto itu. Satu lembar foto yang diamatinya lama sekali adalah foto bersamanya dengan Tari Mbuku di bawah bunga di depan SMP. Dalam foto yang diambil oleh Rendi Mete ini, tampak Rangga Mone mengambil posisi di samping kanan bunga dan Tari Mbuku memposisikan diri di samping kiri bunga.
Foto bersama dengan Tari Mbuku itu, atas inisiatifnya sendiri, setelah meminta bantuan Rendi Mete. Sahabatnya inilah yang mengkomunikasinya dengan Tari Mbuku dan Tari Mbuku sendiri mengiyakannya secara ikhlas.