Jarum speed meter Bunga Padang naik dratis di angka 60, lalu 70, stabil 80, dan sesekali 90-100. Laju kencang tanpa goyangan, kecuali sesekali di tikungan. Satu setengah jam kemudian, sudah tiba di wilayah perbatasan antara kedua kabupaten. Bunga Padang parkir di terminal. Tempat untuk istirahat.
Suatu perjalanan yang menyenangkan. Tanpa goyangan yang berarti. Cepat lagi. Berbeda dengan enam bulan sebelumnya. Kendaraan dan penumpangnya joget terus menerus sepanjang perjalanan , karena jalan masih perkerasan dan banyak lubangnya. Waktu tempuh yang dibutuhkan pun bisa 5-6 jam sampai di wilayah perbatasan itu.
Rangga Mone dan teman-temannya turun dari bus dan masuk warung. "Perjalanan kali ini sangat cepat ya. Satu setengah jam lagi, kita akan tiba di kota kabupaten kita. Berarti kita masih dapat oto menuju kampung. Kayaknya, kita tidak perlu lagi bermalam di kota," tutur Rangga Mone, saat mereka sedang makan di warung.
"Saya yakin kita bisa langsung ke kampung hari ini. Sekarang saja masih pagi. Paling tidak sekitar jam 12 siang kita tiba di kota. Tapi di sana nanti kita naik truk saja ya. Soalnya, saya sudah pusing sekarang ini. Otonya terlalu lari. Saya khawatir bisa mabuk betul dalam perjalanan nanti," kata Julens Rehi Bula menanggapi Rangga Mone.
"Kalau kita tidak dapat truk lagi, mau tidak mau, kita harus naik bus atau bemo," kata Rangga Mone.
"Jangan begitu teman. Kita bermalam di kota saja kalau tidak dapat truk," pinta Julens Rehi Bula.
"Saya tidak mau bermalam. Saya ingin sampai di kampung sore ini," goda Rangga Mone kepada Julens Rehi  Bula.
"Kau ini tidak setia kawan betul. Masa, teman sengsara di jalan tapi mau dibiarkan bermalam sendiri. Apa juga yang membuatmu buru-buru sampai di kampung. Jangan-jangan, kau sudah kangen Tari Mbuku? Percuma, dia tidak akan peduli juga sama kau!" kata Julens Rehi Bula, balas menggoda.
"Kau juga sama saja. Saya sengsara perasaan, kau juga tidak peduli. Bukan berusaha bantu teman, tapi kau mau rebut Tari Mbuku dari saya," sambung Rangga Mone.
"Lihat saja nanti. Jika kau tinggalkan saya sendiri di kota, maka sampai di kampung saya akan ambil betul itu kau punya gadis pujaan hati," balas Julens Rehi Bula.
Bunyi bel bus Bunga Padang menghentikan goda-canda mereka yang tak karuan. Mereka segera naik bus. Dengan laju standar kecepatan yang sama sebelum istirahat tadi, Bunga Padang tiba di terminal kota kabupaten wilayah barat dengan waktu tempuh sesuai yang mereka perkirakan.