Teori Dahrendorf: Teori ini menjelaskan keterkaitan antara keseimbangan tatanan masyarakat dengan perubahan sosial. Dahrendorf berpendapat bahwa nilai-nilai sosial akan berubah sesuai dengan susunan kelas sosial dan konflik akan terjadi jika kepentingan antar kelompok berbeda.
Teori Siklus: Teori ini menggambarkan perubahan sosial sebagai siklus yang berputar, di mana perputaran zaman tidak dapat dihindari dan dikendalikan. Teori ini berpendapat bahwa bangkit dan mundurnya peradaban suatu bangsa memiliki hubungan timbal balik antara tantangan dan komentar.
Faktor-Faktor Perubahan Sosial
Faktor-faktor yang memengaruhi perubahan sosial, baik internal maupun eksternal. Faktor internal meliputi:
Perubahan Populasi: Perubahan jumlah penduduk, kepadatan penduduk, dan komposisi penduduk dapat memengaruhi struktur sosial dan fungsi masyarakat.
 Penemuan Baru: Penemuan baru dalam berbagai bidang, seperti teknologi, ilmu pengetahuan, dan seni, dapat memicu perubahan sosial.
Konflik: Konflik antar kelompok sosial, seperti konflik antar kelas, antar suku, antar agama, dapat menjadi pendorong perubahan sosial.
Pemberontakan/Revolusi: Pemberontakan atau revolusi merupakan bentuk perubahan sosial yang radikal dan biasanya terjadi karena ketidakpuasan terhadap sistem sosial yang ada.
Faktor eksternal meliputi:
Perang: Perang dapat menyebabkan perubahan sosial yang besar, seperti perubahan batas wilayah, perubahan struktur sosial, dan perubahan nilai-nilai sosial.
Pergeseran Kondisi Alam: Perubahan iklim, bencana alam, dan perubahan kondisi geografis dapat memengaruhi kehidupan masyarakat dan memicu perubahan sosial.