Politisi Harus Mengedepankan Transparansi dan Substansi
Di tengah meningkatnya ketergantungan pada media sosial, politisi perlu mengadopsi pendekatan komunikasi yang lebih transparan dan berorientasi pada substansi. Pencitraan memang menjadi bagian tak terhindarkan dari politik modern, tetapi kepercayaan publik tidak dapat dibangun hanya melalui narasi visual yang dirancang untuk menarik perhatian.
Transparansi dapat dimulai dengan menyampaikan visi, misi, dan program kerja secara jelas melalui media sosial. Alih-alih hanya mempublikasikan momen populis seperti foto di tengah rakyat atau video pendek yang menghibur, politisi dapat menggunakan platform mereka untuk menjelaskan kebijakan secara mendalam. Contohnya, Alexandria Ocasio-Cortez (AOC) di Amerika Serikat sering menggunakan Instagram Live untuk berdiskusi dengan pendukungnya, menjawab pertanyaan langsung, dan memberikan edukasi tentang isu-isu yang kompleks. Praktik seperti ini dapat diterapkan di Indonesia untuk memperkuat dialog antara politisi dan masyarakat.
Media sosial juga harus digunakan sebagai ruang untuk berdialog, bukan sekadar alat promosi. Dengan memanfaatkan fitur seperti polling atau sesi tanya jawab, politisi dapat mendengarkan aspirasi masyarakat secara langsung. Selain itu, mereka juga perlu merespons kritik dengan bijaksana dan menjadikannya sebagai peluang untuk meningkatkan kinerja.
Lebih jauh, politisi harus berhati-hati dalam bekerja sama dengan tim media atau influencer untuk menciptakan narasi. Kolaborasi semacam ini tidak boleh hanya bertujuan untuk memperkuat popularitas, tetapi juga harus selaras dengan visi dan program kerja yang jelas. Transparansi dalam kolaborasi ini dapat meningkatkan kepercayaan publik terhadap integritas politisi.
Â
Edukasi Melalui Media Sosial
Selain mengatasi dampak negatif, media sosial juga memiliki potensi besar untuk menjadi alat edukasi politik. Pemerintah, lembaga pendidikan, dan organisasi masyarakat sipil dapat bekerja sama untuk menciptakan konten edukatif yang menarik di media sosial. Misalnya, video pendek di TikTok atau infografis di Instagram dapat digunakan untuk menjelaskan isu-isu penting seperti reformasi pendidikan, perubahan iklim, atau kesetaraan gender.
Kampanye edukasi ini dapat membantu masyarakat memahami isu-isu yang kompleks dengan cara yang sederhana dan menarik. Dengan demikian, masyarakat tidak hanya terpapar konten sensasional, tetapi juga mendapatkan pengetahuan yang bermanfaat untuk membuat keputusan politik yang lebih cerdas.
Â
Pencitraan politik di era media sosial adalah fenomena yang kompleks. Di satu sisi, ia memungkinkan politisi untuk menjangkau masyarakat dengan cara yang lebih personal dan langsung. Di sisi lain, fokus yang berlebihan pada visual dan emosi dapat mengalihkan perhatian dari isu-isu substantif.