delapan puluh tiga menit sudah pelajaran tersebut berlangsung, tetapi belum ada satupun yang menyerahkan hasilnya, termasuk Bila, dan Manda. Jangankan selesai, Diatas kertas manda hanya ada pola biasa yang ntah akan menjadi apa, berbeda dengan Bila, yang sudah memiliki pola yang, unik?
"Bil!!" Panggil manda, Bila pun mematung dengan tatapannya. "Makanya jangan diladenin, cukup gambar aja ya,"
Bila pun tersadar, dan memegang pensilnya kembali. "Eh? emm, iya iya, Nabila sih," ucap Bila.
"Jangan ikutin maunya Nabila, Bil,"
"Iya Mandaaaaa," ucap Bila sambil memeluk Manda.
Tak terasa, bel istirahatpun berbunyi. Tiap siswa maupun siswipun berkeliaran diluar kelas, apa lagi di kantin, sudah pasti suasananya sangat ramai. Untungnya sekolah merek memiliki kantin yang luas, jadi tidak perlu berdesak desakan. Bila menuju warung bi Iyem, dan mengambil dua susu kota rasa coklat, memesan soto, dan mengambil empat chiki chocolate. Banyak sekali bukan? padahal dengan tubuh mungil, tidak akan ada yang mengira bahwa Bila ini porsi makannya setara dengan dua orang.
"Masih mau nambah ga?" Tanya Manda yang memegang nampan isi ramen, dan minumannya.
"Engga deh Man, soalnya aku lagi diet," ucapnya membuat seluruh yang ada di warung cengo. "Jadi berapa bu?"
"Jadi tiga puluh delapan ribu neng,"
"Tambah permen aja deh, yang coklat dua ribu, jadi kembaliannya sepuluh aja," Bila memberikan uang selembaran lima puluh ribu, dan menerima uang selembar sepuluh ribu.
"Mau duduk dimana Bil?"