Mohon tunggu...
Riswandi
Riswandi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Menyemai Kisah, Menuai Hikmah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Suwung

5 April 2016   22:33 Diperbarui: 5 April 2016   22:43 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Pak, paksa laki-laki ini ikut!” perintahnya.

*****

Balai desa masih ramai saat kami kembali. Pak Lurah juga masih menunggu. Orang-orang di dalam mobil tidak ada satu pun yang keluar. Sombong sekali mereka, pikirku.

Dari wajahnya, aku menebak Pak Lurah tidak suka dengan kehadiran mereka. Pak Lurah semakin terlihat tak senang saat melihat kami datang dengan cara tidak wajar. Lelaki bersafari yang tadi bersamaku menelikung kedua tangan Suwung ke belakang.

“Ada apa ini? Kenapa Suwung dibegitukan?” tanya Pak Lurah dengan nada tinggi, begitu kami sampai beberapa langkah di depannya. “Suwung, kamu nggak apa-apa?” tanya Pak Lurah beralih ke Suwung.

Suwung tersenyum, lalu berkata, “Tuhan menghilang!”

Semua yang hadir terdiam. Suara Suwung selama ini belum pernah terdengar. Namun, sekali terdengar, kalimatnya membuat otak berpikir keras. Hening.

“Terpaksa, Pak Lurah.” Gadis cantik itu memecah keheningan. “Kami butuh Suwung sekarang juga.”

“Untuk apa? Dia tidak pernah berbuat onar selama ini. Meski terlihat aneh, tapi dia cukup sopan. Ada apa sebenarnya?”

“Maaf sebelumnya, Pak, kalau kami kurang sopan. Oh ya, saya Ariani, sekretaris pribadi Presiden Partai Pilihan Rakyat. Beliau ada di mobil itu. Maaf, beliau tidak bisa turun,” kata gadis itu menunjuk mobil yang semula dinaikinya.

“Hah? Ketua partai? Dari pusat?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun