Sore hari di sebuah kedai yang menyajikan minuman teh beragam varian dan fastfood ramah minyak. Nathalie dan John duduk saling berhadapan di sebuah kursi dan meja bewarna senada. Pelayan perempuan menghampiri mereka ketika keduanya saling mengembuskan napas lega setelah seharian bekerja.
"Lo mau pesen apa,?" John bertanya.
"Gue pengen makan roti bakar rasa selai stroberi sama lemon tea tapi yang anget."
"Lalu mas-nya?"
"Samain aja mbak sama dia."
Si mbak-mbak pun enyah dengan cepat. Muka Nathalie masih saja bete.
"Jadi lo ada masalah apa?"
"Nyokap, gue nggak suka dijodoh-jodohin. Tapi dia keukeuh buat nerima lamaran si duda tua. Gue nggak ngerti nyokap punya utang apa sampai dia jadiin gue jaminan. Katanya kalau gue nikah sama laki-laki itu, hidup gue bakal berubah. Apanya yang berubah, kalau tiba-tiba gue cuma istri simpanannya gimana. Dari auranya aja gue gak yakin dia bener-bener mau nikahin gue, jujur gue capek banget tiap hari berantem sama nyokap."
Nathalie mengembuskan napas sesak.
"Darimana lo bisa nyimpulin laki-laki itu nggak baik? Lo udah pernah coba ngobrol sama orang itu?"
"John, lo itu bukan cewek. Lo mana ngerti insting sih. Emangnya harus kejadian dulu baru gue simpulin dia orangnya gimana. Jelas-jelas suka mainin perempuan."