Mohon tunggu...
indahpkya
indahpkya Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasisawa

tulisan

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Mendorong Kreativitas Sejak Dini: Faktor Pendukung dan Hambatan Perkembangannya

31 Desember 2024   14:04 Diperbarui: 31 Desember 2024   14:04 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Faktor Pendukung Perkembangan Kreativitas

1. Lingkungan yang Merangsang

Lingkungan rumah dan sekolah yang merangsang kreativitas memiliki peran penting dalam perkembangan anak. Kondisi ini mencakup penyediaan sarana bermain, kebebasan eksplorasi, serta dorongan untuk bereksperimen. Harlock (1978) menyatakan bahwa anak-anak yang diberi kebebasan bermain dengan benda-benda sederhana seperti tanah liat, pasir, balok, atau bahan-bahan yang tidak terstruktur cenderung lebih mampu mengekspresikan kreativitasnya. Lingkungan yang kaya rangsangan akan membantu anak mengembangkan kemampuan berpikir divergen, yaitu kemampuan menemukan berbagai solusi terhadap suatu masalah. Aktivitas seperti menggambar, membangun sesuatu dengan balok, atau menciptakan cerita dapat meningkatkan daya imajinasi anak dan merangsang kreativitasnya.

Lingkungan yang merangsang juga mencakup kebebasan anak dalam bereksplorasi tanpa batasan yang kaku. Misalnya, ketika anak memiliki akses ke alam terbuka atau bahan-bahan sederhana untuk bermain, mereka lebih mudah menemukan solusi kreatif terhadap permasalahan yang dihadapi. Proses bermain bebas memungkinkan anak untuk mengembangkan ide-ide baru tanpa takut salah atau dikritik.

2. Pola Asuh Demokratis

Pola asuh demokratis memberikan kebebasan bagi anak untuk mengeksplorasi ide-idenya tanpa rasa takut. Orang tua yang tidak terlalu posesif atau protektif menciptakan suasana yang mendukung kreativitas. Harlock (1978) menekankan bahwa disiplin otoriter cenderung membatasi kebebasan berpikir anak dan membekukan kreativitas. Sebaliknya, pola asuh yang terbuka dan mendorong dialog antara orang tua dan anak memungkinkan anak untuk bebas berekspresi dan mencoba berbagai hal baru.

Dalam pola asuh demokratis, anak diajarkan untuk percaya pada ide-idenya sendiri dan diberi kesempatan untuk mengeksplorasi solusi-solusi kreatif. Orang tua yang mendukung kreativitas akan lebih cenderung memberikan apresiasi terhadap karya anak, sekecil apa pun hasilnya. Dukungan positif seperti ini sangat berpengaruh terhadap motivasi dan rasa percaya diri anak dalam mengeksplorasi potensi kreatifnya.

3. Kesempatan Menyendiri

Singer menjelaskan bahwa anak membutuhkan waktu menyendiri untuk mengembangkan imajinasi dan khayalan yang kaya. Menyendiri memberikan anak ruang untuk berpikir bebas, mengembangkan konsep-konsep kreatif, dan menghasilkan gagasan-gagasan orisinal. Hal ini menjadi penting karena kreativitas sering kali muncul ketika anak bebas dari tekanan sosial dan memiliki waktu untuk bereksplorasi dengan pikirannya sendiri (Harlock, 1978). Ketika anak tidak mendapat tekanan untuk selalu berinteraksi atau berprestasi, mereka memiliki ruang untuk merenung dan menciptakan sesuatu yang unik.

4. Dorongan dan Apresiasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun