Mohon tunggu...
indahpkya
indahpkya Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasisawa

tulisan

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Mendorong Kreativitas Sejak Dini: Faktor Pendukung dan Hambatan Perkembangannya

31 Desember 2024   14:04 Diperbarui: 31 Desember 2024   14:04 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kreativitas timbul dari pemikiran divergen sedangkan sedangkan konformitas dan pemecahan masalah sehari-hari timbul dari pemikiran konvergen. 

Kreativitas merupakan suatu cara berpikir, tidak sinonim dengan kecerdasan yang mencakup kemampuan mental selain berpikir. 

Kemampuan untuk mencipta bergantung pada perolehan pengetahuan yang diterima. 

Bebas merupakan bentuk imajinasi yang dikendalikan yang menjurus ke arah beberapa untuk prestasi, misalnya melukis, membangun dengan balok atau melamun

Di masa lalu orang yang kreatif ditemukan hanya setelah mereka menghasilkan sesuatu yang original seperti film, komposisi musik atau penemuan lainnya dengan pengetahuan kita sekarang bagaimana kemampuan untuk menjadi kreatif dapat dibentuk oleh pengaruh lingkungan. Akibatnya, minat sekarang dipusatkan pada cara menemukan potensi kreativitas agar potensi ini dapat diberi kesempatan untuk berkembang titik menemukan potensi kreativitas terbukti merupakan tugas yang sangat sulit. Dalam upaya mencarinya usaha yang dilakukan diarahkan pada penyusunan tes yang dapat diukur kreativitas atau beberapa aspeknya. Beberapa tes kreativitas berbentuk verbal dan yang lain visual. Dalam teks verbal kreativitas diukur dengan melihat jumlah kata yang dapat dikaitkan anak dengan suatu kata yang diberikan misalnya "petir" atau "hujan." Dalam tes visual kreativitas, diberikan pola atau gambar garis pada anak dan imajinasinya dinilai dengan melihat apa arti gambar tersebut bagi mereka.

Kreativitas menunjukkan bahwa perkembangan mengikuti pola yang dapat meramalkan titik ini tampak pada awal kehidupan dan pertama-tama terlihat dalam permainan anak, lalu secara bertahap menyebar ke berbagai bidang dalam kehidupan lainnya seperti pekerjaan sekolah, kegiatan rekreasi, dan pekerjaan. Hasil kreatif biasanya mencapai puncaknya pada usia 30 atau 40-an. setelah itu tetap mendatar atau secara bertahap menurun titik Erikson menyebut usia menengah sebagai "usia kritis" saat "generativity" (kecenderungan untuk mencipta atau mewujudkan sesuatu).

Periodi kritis dalam perkembangan kreativitas adalah sebagai berikut:

Sebelum anak memasuki sekolah mereka belajar bahwa mereka harus menerima peraturan dan perintah orang dewasa di rumah dan kelak di sekolah semakin keras kekuasaan orang dewasa, semakin beku kreativitas anak tersebut. 

Keinginan untuk diterima sebagai anggota gang mencapai puncak pada usia ini kebanyakan anak merasa bahwa untuk dapat diterima, mereka harus dapat menyesuaikan diri dengan pola gang yang telah ditentukan dan setiap penyimpangan membahayakan proses penerimaan. 

Upaya untuk memperoleh persetujuan teman sebaya, terutama dari anggota jenisn kelamin yang berlawanan, mengendalikan pola perilaku anak remaja. Seperti hanya anak yang berada pada usia gang, remaja yang menyesuaikan dirinya dengan harapan untuk mendapatkan persetujuan dan penerimaan. 

Pada usia ini untuk memperoleh persetujuan dan penerimaan, dan juga latihan untuk pekerjaan yang dipilih mungkin akan mengekang kreativitas. Apabila pekerjaan menuntut konformitas dengan pola standar serta keharusan mengikuti perintah dan peraturan tertentu, sebagaimana halnya dengan kebanyakan pekerjaan rutin, hal itu akan membekukan kreativitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun